Kesadaran Publik Penentu Suksesnya Smart City

0

IMPIAN Walikota Ibnu Sina untuk merealisasikan smart city (kota cerdas) dengan Smart City Command Center Banjarmasin (SC3B) pada 17 Februari 2018 mendatang. Pusat data dan kontrol ini nantinya dijalankan dari Balai Kota, Jalan RE Martadinata, Banjarmasin.

PENGAMAT perkotaan Subhan Syarief mengungkapkan konsep smart city ini tak terlepas dari peran para pemuda. Dalam tataran umum, kondisi kota berperan merubah perilaku masyarakat, termasuk pemuda sehingga ujungnya adalah memunculkan budaya yang hasilnya bisa saja baik atau malah buruk.

“Patut diingat, ada tiga hal yang selalu muncul pada kota yang maju yakni pertumbuhan yang tinggi, perubahan yang dinamis, dan konflik. Terkhusus Banjarmasin yang berlabel kota seribu sungai, dengan aktivitas utama masyarakatnya di sektor perdagangan dan jasa,” beber Subhan Syarief kepada jejakrekam.com, Senin (29/1/2018).

Hal ini berkelindan dengan implementasi tagline yang ditawarkan duet Ibnu Sina-Hermansyah berupa Baiman (Barasih wan Nyaman) atau bersih dan nyaman, tentu konsep smart city itu harus ditopang data yang akurat.

“Jumlah penduduk di Banjarmasin, khususnya berusia muda itu berapa? Tentu lebih besar dibandingkan yang berusia tua. Bila menggunakan standar WHO, badan otonom PBB, tentu mda sampai umur 70-an itu harus diketahui persis. Ini belum lagi, mayoritas penduduk di Banjarmasin itu dihuni masyarakat strata berpenghasilan atau pendidikan yang cenderung rendah dan menengah,” papar kandidat doktor Universitas Islam Sultan Agung Semarang ini.

Lantas bagaimana dengan konsep smart city? Menurut Subhan, metamorfosis kota ini bisa disamakan dengan individu makhluk atau manusia yang dapat merasakan berpikir, berperilaku atau bertindak dengan menyikapi kondisi yang dihadapi kota. “Faktor ini juga terletak dari pengaruh internal dan eksternal. Apakah kota ini mampu berinteraksi dengan segala problema yang dihadapinya?” cecarnya.

Nah, menurut Subhan, jika jawaban itu adalah konsep smart city atau kota cerdas, tentu esensinya adalah mengarahkan atau merubah perilaku kota untuk mengelola sumber daya yang efesien, serta memberi kemudahan akses informasi kepada masyarakat, termasuk mengantisipasi kejadian yang tak terduga.

“Jadi, cerdas atau smart itu ujungnnya adalah menunjukkan pola berpikir, bersikap dan berperilaku atau beraktivitas dengan baik baik dan tepat guna. Smart pada dasarnya sangat bersinergi dengan produktif dan berkelanjutan sebuah kota,” kata arsitek lulusan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang ini.

Umumnya, menurut Subhan, tujuan smart city itu adalah membentuk kota yang aman dan nyaman bagi warga kota serta memperkuat daya saing kota, terutama sektor perekonomian. “Ada tiga aspek utama yang dituju dari konsep smart city itu adalah menunjang kota dalam aspek sosial terkait keamanan, aspek ekonomi menyangkut daya saing dan aspek lingkungan atau berbicara kenyamanan,” tutur Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Kalsel ini,.

Makanya, masih menurut Subhan, konsep smart city ini jelas berhasil atau tidak tergantung pada pundak para pemuda yang merupakan ujung tombak dalam melanjutkan kehidupan ke depan. Magister teknik ITS Surabaya ini menyarankan agar sebelum meluncurkan kota cerdas itu maka para pemuda yang ada di Banjarmasin harus kreatif, produktif, smart, sehingga menjadi generasi unggul dan membuat bangsa kuta.

“Inilah tugas utama pemuda yang harus disiapkan cerdas, jika Banjarmasin ingin menjadi kota cerdas. Para pemuda itu harus bisa cerdas dalam berpikir, bersikap, berperilaku dan bertindak,” tegasnya.

Subhan berasumsi kota yang baik bisa dikaitkan dengan Banjarmasin Baiman itu harus menghasilkan masyarakat atau generasi yagn baik, termasuk pemuda sebagai pelaku utama perubahan kota ke depan.

“Smart city adalah konsep membingkai kota ke depan. Terpenting bagaimana memotret apakah Banjarmasin dan masyarakat sudah siap secara internal dan eksternal. Kalau tidak, bisa saja smart city tak berhasil dan malah kontraproduktif, karena banyak efek ganda dari penerapan kota cerdas ini,” ujar Subhan.

Ia menegaskan beberapa hal penting yang ingin dicapai smart city seperti cerdas dari segi ekonomi atau daya saing, cerdas sosial atau keamanan, dan cerdas sisi lingkungan atau kenyamanan berbicara fisik dan non fisik. “Kunci utama dari smart city itu berjalan sesuai tujuan adalah kesadaran publik,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis : Ahmad Husaini

Editor   : Didi G Sanusi

Foto     : Iman Satria

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.