Biaya Korban Keracunan Massal Ditanggung Pemkot

0

KERACUNAN massal yang diduga akibat menyantap sajian makan malam di Asrama II Ma’had Al Jami’ah UIN Antasari Banjarmasin, hingga mengakibatkan 133 mahasiswi, di antaranya 23 orang harus dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Banjarmasin, Selasa (23/1/2018), menyita perhatian Walikota Ibnu Sina.

DATA versi RS Bhayangkara Banjarmasin, sedikitnya ada 21 mahasiswi peserta progam penghafal Alqur’an yang diasramakan di Komplek Kampus UIN Antasari Banjarmasin. Yakni, 3 orang masih dalam observasi, 10 orang menjalani rawat jalan, dan sisanya 8 harus rawat inap. Namun, versi dari pengasuh Ma’had Al Jami’ah UIN Antasari Banjarmasin, tercatat ada 23 mahasiswi yang harus menjalani pertolongan medis, akibat muntah-muntah, mencret serta pusing-pusing, bahkan sebagian pingsan usai santap malam jelang shalat Tahajud pada dinihari.

Walikota Ibnu Sina pun mengungkapkan musibah keracunan massal ini merupakan kejadian yang tak disengaja, sehingga segala biaya perawatan di rumah sakit langsung ditanggung Pemkot Banjarmasin.

“Memang ada 23 korban yang dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara. Alhamdulillah, sekarang kondisi mereka sudah mulai stabil, bahkan ada sebagian sudah bisa pulang ke asrama,” kata Ibnu Sina kepada wartawan, usai menjenguk para mahasiswi UIN Antasari Banjarmasin yang menjadi korban keracunan massal di Ruang Asoka, RS Bhayangkara.

Mantan Ketua DPW PKS Kalsel ini pun memerintahkan Kepala Dinas Kesehatan Banjarmasin dr Hj Anis Suroyo dan tim medis terus memantau kondisi kesehatan para korban keracunan massal. “Kami juga berterima kasih kepada pihak Rumah Sakit Bhayangkara yang cepat mengambil tindakan medis dalam penyelamatan korban keracunan massal ini. Untuk penyebab keracunan massal ini, masih menunggu hasil laboratorium Dinas Kesehatan Banjarmasin,” kata Ibnu Sina.

Mantan anggota DPRD Kalsel ini mengungkapkan selama ini, para mahasiswi yang mengikuti program penghafalan Alqur’an di Asrama Ma’had Al Jami’ah UIN Antasari ini sudah terbiasa mengkonsumsi makanan yang disuplai Ustadz Ahmad, selaku penyedia makanan.

“Bahkan, informasinya sudah berjalan sebulan, setelah saya konfirmasi ke pengasuh asrama. Sebelumnya, tidak terjadi apa-apa, namun entah kenapa pada hari ini terjadi seperti sekarang. Padahal, makanan yang didistribusikan itu sama di 4 asrama, kenapa hanya penghuni Asrama II Ma’had Al Jami’ah yang terkena keracunan?” tutur Ibnu Sina.

Dia berharap agar kejadian ini merupakan yang terakhir dan tidak terulang lagi. “Soalnya, keracunan semacam ini tidak keren sama sekali. Sebab, keracunan makanan itu seolah-olah makanan dianggap tidak hegenies dan sebagainya. Makanya, semua pembiayaan ini ditanggung Pemkot Banjarmasin,” tandas Ibnu Sina.(jejakrekam)

Penulis : Asyikin

Editor   : Didi G Sanusi

Foto      : Istimewa

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.