Ancam Perekonomian Petani, Kalsel Tolak Impor Beras

0

KEMENTERIAN Perdagangan memutuskan membuka keran impor beras khusus. Alasannya, impor tersebut untuk menjamin ketersediaan beras di dalam negeri dan sebagai salah satu langkah untuk menekan harga beras di pasaran.

KEMENTERIAN Perdagangan akan membuka impor beras khusus sebanyak 500 ribu ton. Beras tersebut rencananya akan mulai masuk pada akhir Januari 2018. Terkait rencana itu, beberapa provinsi, termasuk Kalsel, menolak impor beras tersebut.

Kebijakan ini dinilai kurang tepat mengingat Kalsel sedang surplus beras, dan masih ada daerah-daerah yang akan panen raya pada Februari 2018 nanti.

Kepala Dinas  Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalsel Faturrahman mengatakan, kebijakan impor beras akan mengancam perekonomian petani. “Saat beras impor masuk, pasti berdampak pada harga jual beras. Otomatis persoalan harga ini akan mengganggu petani, karena hasil petani kita kalah bersaing dengan beras dari luar,” katanya.

Fatur mengungkapkan, produksi tanaman pangan dan hortikultura Kalsel, dalam dua tahun terakhir meningkat tajam. Di mana, bebernya, peningkatan produksi padi sebesar 275.010 ton Gabah Kering Giling (GKG) atau naik 12,85 persen, dari total produksi 2.140.276 ton GKG pada tahun 2015, menjadi 2.415.286 ton GKG pada 2017.

Peningkatan produksi padi didukung dengan meningkatnya luas tanam seluas 73.649 hektarr (14,48 persen) dari 508.457 hektare tahun 2015 menjadi 582.106 hektare pada 2017. Lumbung padi Kalsel di Kabupaten Tapin dengan produksi 339.504 ton dengan kontribusi sebesar 14,67 persen, kemudian Barito Kuala sebanyak 334,345 atau 14,45 persen, dan Hulu Sungai Tengah sebanyak 286,617 atau 12,39 persen.

Badan Usaha Logistik (Bulog) Kalsel mencatat stok kebutuhan pokok pangan beras di Kalsel mencapai 11.900 ton, dan dinyatakan aman hingga enam bulan ke depan. Sementara, produksi padi Kalsel sepanjang tahun 2017 mencapai 2,4 juta ton GKG.

“Stok pangan Kalsel aman dan harga di pasaran untuk beras masih stabil tidak melampui harga eceran tertinggi,” ucap Kepala Bulog Divre Kalsel Dedy Supriadi.(jejakrekam)

Penulis : Andi Oktaviani

Editor    : Andi Oktaviani

Foto      : Net

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.