BANJARMASIN kembali menjadi objek penelitian dan wadah menimba ilmu. Setidaknya, hal ini dirasakan 21 mahasiswa asal University of Technology Sydney Australia, didampingi dosen pembimbingnya, Alexandra Crosby Ph.D dan Jessica belajar kebudayaan dan kerajinan tangan khas Banjarmasin, sejak Minggu (7/1/2018).
RENCANANYA, para intelektual muda asal Negeri Kangguru ini berada dua pekan di ibukota Provinsi Kalimantan Selatan. Untuk pertukaran budaya dan informasi, para mahasiswa luar negeri ini pun didampingi mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, demi mengenal lebih jauh budaya, wisata dan seni khas Tanah Banjar.
“SELAMA dua pekan berada di Banjarmasin, aktivitas para mahasiswa asal Australia bersama dosen pembimbingnya akan mendapat informasi dan pembelajaran mengenai budaya dan objek wisata Banjarmasin, dipusatkan di Menara Pandang, Siring Tendean,” ucap Kabid Pengembangan Pariwisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarmasin, Mokhamad Khuzaimi kepada jejakrekam.com, Rabu (10/1/2018).
Pejabat yang akrab disapa Jimie ini bercerita, ketika para mahasiswa bersama dosen University of Technology Sydney Australia diajak ke beberapa distinasi wisata di Banjarmasin, khususnya di kawasan Pasar Terapung, ada hal yang baru dirasakan mereka. “Mereka takjub dengan kehidupan para acil-acil di Pasar Terapung Banjarmasin yang mampu hidup dengan kemandirian dan ketekunan yang tinggi. Padahal, mereka harus berjualan di atas sungai yang bisa saja mengancam jiwanya,” tutur Jimie.
Tak hanya mempelajari seluk beluk kehidupan masyarakat Banjarmasin yang tak terpisahkan dengan denyut sungai, 21 mahasiswa asal Australia itu belajar cara pembuatan kain sasirangan khas Banjar. Tempatnya, di ORI Sasirangan dari proses pembuatan hingga diaplikasikan dalam kain dan kaos. “Mereka pun membeli kaos-kaos sasirangan untuk oleh-oleh bila nanti pulang ke negaranya,” kata Jimie.(jejakrekam)
Penulis : Asyikin
Editor : Didi GS
Foto : Asyikin