LGBT Itu Gangguan Psikologis, Pelakunya Harus Diterapi

0

PERILAKU seks menyimpang atau kerap disinominkan dengan lesbian, gay, biseksual, dan trangender (LGBT), termasuk di Kalimantan Selatan menjadi sorotan publik. Apalagi, kini geliat komunitas yang kerap dikaitkan dengan praktik kaum Sodom atau umat Nabi Luth AS, berani vulgar di depan publik, khususnya di jejaring media sosial.

AKADEMISI Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat (ULM), dr  Hj Siti Wasilah. M.Si, Med mengatakan bahwa dalam sudut pandang dunia kesehatan bahwa manusia itu sehat secara fisik, jiwa dan spritual .

‘’Berbicara permasalahan LGBT berbicara tentang pola pengasuhan anak dalam rumah tangga. Sebab, sejak anak-anak sampai remaja pengasuhan yang tepat  dan berkembang sebagai anak laki-laki dan anak perempuan secara tepat, khususnya bicara orientasi seksual. Ini juga berkaitan dengan keberadaan LGBT,” tutur Siti Wasilah dalam dialog memperingati Hari Ibu yang dihelat Bidang Immawati DPD Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kalsel, di Aula Universitas Muhammadiyah Banjarmasin (UMB), Minggu (31/12/2017).

Dokter yang juga istri Walikota Banjarmasin Ibnu Sina ini mengatakan bahwa orientasi seksual itu tidak ada bias-biasnya. Namun, beber dia, ketika sesorang menemui kehidupan sosial tentu akan tidak akan mudah tertarik dalam permaslahan yang berkaitan dengan LGBT.

Sementara itu,  pakar psikologi Emma Yuniarrahman mengatakan bahwa LGBT dalam sudut pandang psikologi merupakan gangguan psikologis atau gangguan kejiwaan.

‘’LGBT bisa disembuhkan karena kejiwaan seorang bisa sembuh dan bisa normal. Syaratnya, ada keinginan dan niat dari pengidapnya. Yang kedua dengan terapi dan kalau memang lingkungan peka bisa terdeteksi sejak awal dalam kaitan orientasi seksual,” ucap dosen yang tengah menempuh studi doktoral di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ini.

Emma mengungkapkan ciri-ciri sesorang yang normal adalah kalau berperan sesuai dengan jenis kelaminnya. “ Insya Allah, tidak ada gangguan, tapi kalau sudah agak-agak menyimpang tidak sesuai dengan jenis kelaminnya, tentu ada tanda-tanda terjadi gangguan psikologis,” kata Emma.(jejakrekam)

Penulis : Ahmad Husaini

Editor   : Didi G Sanusi

Foto      : The Spectrum

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.