Berganti Tahun adalah Fase Makin Mendekatnya Ajal

0

KETIKA menyambut tahun baru 2018, Ustadz Muhari kembali mengingatkan agar lebih banyak mengisi dengan kegiatan yang bermanfaat. Dalam pengajian di majelis yang dihadiri ibu-ibu warga Pekapuran B Laut, Kota Banjarmasin, pada Sabtu (30/12/2017) malam, jebolan Fakultas Ushuluddin UIN Antasari ini mengajak agar keluarga muslim menjaga diri dan keluarganya dari saksi api neraka.

SEBELUM memberikan tausyiah, terlebih dulu para ibu-ibu majelis ini turut larut dalam pembacaan shalawat, istighfar, doa yang dipandu dengan suara merdu ustadz Muhari, hingga didengarkan dalil dari kitab suci Alqur’an.

“Jika kaum muslimin dan muslimat dapat menjaga keluarganya dari api neraka, tentu akan bisa menciptakan ketenangan batin dan hati atau litaskunu ilaiha. Caranya, dengan memperbaiki hati untuk senantiasa dekat dengan Allah SWT,” papar Ustadz Muhari.

Bagi dia, ketenangan hidup hanya dapat diraih dengan merasakan Allah SWT dekat dalam hidup, melalui serangkain ibadah seperti shalat, baca Quran, dan lainnya. Rohaniawan RSUD Ulin Banjarmasin ini menegaskan pentingnya melaksanakan sunnah Nabi Muhammad SAW serta meninggalkan apa yang dilarang pembawa risalah Islam tersebut.

“Ya, seperti dalam memeriahkan tahun baru tanpa ada manfaatnya, lebih baik dijauhi. Lebih baik kita selalu menjaga diri dan terus meningkatkan iman dan ketakwaan kepada Allah SWT. Sebagaimana Nabi Muhammad SAWbersabda man tasyabbaha biqaumin fahuwa minhum yang berarti siapa yang meniru suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka,” ujar santri Ponpes Walisongo Banjarbaru ini.

Mahasiswa doktor ilmu komunikasi ini menekankan memeriahkan tahun baru bukanlah tradisi Islam. Untuk utu, Muhari menyarankan agar tidak melaksanakannya, seperti tidak tidak keluar rumah untuk memeriahkannya. “Kalau mau keluar rumah sebaiknya i’tikaf di masjid atau berkumpul dalam majelis dzikir. Lebih bak lakukan kontemplasi, introspeksi, menata hati, dan berubah menjadi insan lebih berarti,” paparnya.

Ustadz yang juga presenter Banjar TV ini mengatakan tibanya tahun baru 2018, hakikatnya adalah fase kita mendekati episode kematian. Untuk itu, menurut dia, rugi bagi umat Islam yang berhura hura menjemput kematiannya dengan amal keburukan.

“Ada dua yang sering menipu manusia yakni nikmat sehat dan waktu luang. Kita biasanya mudah tergoda dengan dua hal ini. Mentang-mentang masih sehat dan waktu luang banyak, lupa dengan Allah SWT yang telah memberikan fasilitas segalanya,” paparnya.

Akhirnya, menurut dia, orang seperti ini akan menyesal jika sakit telah mendera, dan kouta hidupnya sudah limit karena ajal telah menghampiri. “Semoga kualitas hidup kita lebih baik dari pada tahun sebelumnya ” ujar santri Tahfidzul Quran Bait al Hikmah Banjarbaru ini.(jejakrekam)

Penulis : Asyikin

Editor   : Fahriza

Foto     : Istimewa

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.