Transportasi dan Akses Pejalan Kaki Titik Lemah Banjarmasin

0

EVALUSI kinerja Walikota Ibnu Sina bersama Wakil Walikota Hermansyah diformat dalam diskusi publik dihelat Pusat Kajian Kebijakan Publik Universitas Lambung Mangkurat (ULM) bekerjasama dengan Pemkot Banjarmasin di Rumah Anno 1925, Rabu (27/12/2017).

ADA beberapa catatan yang dibeber para pakar berbeda disiplin ilmu. Seperti, Bachtiar Noor Grad.Dip MA, planolog dan ahli tata kota ini mengatakan dari hasil survei Ikatan Ahli Perencanaan Kalimantan Selatan terhadap kelayakan hunian Kota Banjarmasin, mencatat dari 6 poin survei, ada tiga utama yang dinilai rendah.

“Banjarmasin dalam pandangan masyarakat kota masih belum bisa menyediakan transportasi massal yang baik, akses pejalan kaki yang nyaman serta perekonomian terkait kemudahan bagi warga untuk berusaha yang perlu dibenahi,” ucap ahli kota jebolan Belgia, di hadapan peserta diskusi publik.

Namun, menurut Bachtiar Noor, poin titik lemah Banjarmasin ini bukan hanya tanggungjawab Balai Kota, tapi juga Pemprov Kalsel dan pemerintah pusat, termasuk masyarakat Banjarmasin sendiri agar perlu intervensi yang baik dalam membenahi kota yang layak huni.

“Yang menarik, justru tingkat kepercayaan masyarakat Kota Banjarmasin terhadap kepemimpinan Walikota Ibnu Sina justru relatif tinggi. Kinerja secara makro ini patut diapresiasi. Makanya, diskusi semacam ini perlu dipertajam lagi dengan Pemkot Banjarmasin dan satuan kerja perangkat daerah (SKPD) terkait,” kata pensiunan PNS Dinas PU Kalsel ini.

Bachtiar Noor juga melihat sistem drainase yang ada di Banjarmasin patut mendapat perhatian penuh Balai Kota. Menurut dia, banyak studi mengenai tata kelola drainase di ibukota Provinsi Kalsel ini yang perlu ditindaklanjuti Pemkot Banjarmasin. “Termasuk, tentu bantuan dari para wakil rakyat asal Kalsel di DPR dan DPD RI, seperti Pak Sofwat Hadi (anggota DPD RI) agar bisa menggolkan anggaran pembangunan Kota Metropolitian Banjar Bakula dari pemerintah pusat,” sentil dia.

Sementara itu, Ketua Pusat Kajian Anti Korupsi dan Good Governance (Parang) Universitas Lambung Mangkurat, Ahmad Fikri Hadin justru membeber soal hasil indeks persepsi korupsi (IPK) dari Trasnparancy Internastional Indonesia (TII), bahwa ada tiga lahan yang rawan korupsi yaitu penyediaan air minum, kelistrikan dan perbankan.

“Makanya, tak mengherankan, jika akhirnya di Banjarmasin yang terbongkar kasusnya adalah PDAM Bandarmasih. Ya, ini berdasar hasil penyelidikan yang dilakukan KPK hingga ditingkatkan menjadi penyidikan dan digelarnya operasi tangkap tangan (OTT),” papar Fikri Hadin.

Ahli hukum tata negara ini pun mengakui potensi korupsi dalam perusahaan air minum, perusahaan kelistrikan dan perbankan sangat signifikan. “Satu kasus yang membuka mata publik adalah begitu kuatnya power seorang Ketua DPRD Banjarmasin dalam menekan sebuah kebijakan di PDAM Bandarmasih,” ujarnya.

Dalam pandangan pakar ekonomi dan marketing Fakultas Ekonomi dan Bisnis ULM, DR Arif Budiman mengakui saat ini branding Kota Banjarmasin belum jelas, hendak dibawa ke mana.

“Makanya, perlu segmentasi target dan posisi, terutama menjadikan Banjarmasin sebagai destinasi wisata dan branding destination. Ini adalah tugas SKPD untuk merumuskannya. Jangan sampai Banjarmasin tak punya branding yang jelas,” kata Arif Budiman.

Di mata dia, Banjarmasin justru memiliki keunggulan yang bisa dijual ke publik, termasuk pasar pariwisata internasional.  “Nah, jika Banjarmasin sudah ditahbishkan menjadi kota sungai. Maka, branding wisatanya adalah menjual keunikan dari kota sungai itu. Dalam merumuskan ini, tentu bisa menggaet para konsultan melalui sebuah diskusi yang terfokus,” paparnya.

Diskusi pun makin menarik, karena dalam sambutannya, Walikota Ibnu Sina pun memastikan arah pembangunan Banjarmasin pada 2018 adalah bertitik berat pada sungai. Bahkan, sang moderator diskusi publik Membaca Banjarmasin 2017, Setia Budhi Ph.D, akademisi asal FISIP ULM ini juga bisa memancing para peserta diskusi untuk bersuara untuk mengajak Balai Kota benar-benar punya tujuan membawa Banjarmasin ke arah yang jelas, bukan malah mengaburkan jati dirinya.(jejakrekam)

Penulis : Ahmad Husaini

Editor  : Didi G Sanusi

Foto     : Ahmad Husaini

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.