Sejatinya, Bedah Kampung Hijau Sungai Bilu Menyeluruh

0

BEDAH rumah ala Pemkot Banjarmasin dengan menyulap kawasan pemukiman warga tepian Sungai Martapura tepatnya di Kelurahan Sungai Bilu, belum menyeluruh. Untuk mewujudkan Kampung Hijau Sungai Bilu, sedikitnya ada 100 rumah yang menghadap ke Sungai Martapura direvonasi dengan dana Rp 5 juta per rumah serta dibangunkan akses jalan berupa titian beton.

RENCANANYA, pada akhir Desember 2017, Walikota Banjarmasin Ibnu Sina akan meresmikan Kampung Hijau Sungai Bilu yang cukup ‘nyentrik’ dengan warga hijaunya sendiri. Namun, ternyata, dengan keterbatasan dana, Pemkot Banjarmasin rupanya hanya membedah bagian depan rumah warga, bukan keseluruhan.

“Memang, rumah yang dibedah itu hanya bagian depan serta pintu. Bagian depan dengan casi board dan pintu rumah diganti dengan yang baru,” ucap Udin, warga RT 2 Kelurahan Sungai Bilu kepada jejakrekam.com, Selasa (19/12/2017).

Nah, ternyata program bedah rumah ala Balai Kota ini tak sepenuhnya terasa adil bagi Udin dan warga lainnya. Mengapa? Hanya ada 83 rumah yang terlihat dipermak habis. Sisanya, sebagian lagi, hanya bagian tertentu yang mendapat sentuhan program bedah rumah. “Coba lihat, rumahnya sudah besar dan berlantai dua, justru sepenuhnya dibedah. Tapi, ada beberapa rumah yang hanya sebagian. Ini menimbulkan kecemburuan di tengah masyarakat,” kata Udin.

Bedah rumah yang berada di bantaran Sungai Martapura memang baru rampung sekitar tiga bulan yang lalu. Dari kejauhan, kawasan ini tampak terlihat indah dengan warna cat hijau yang seragam. Ini ditambah, pagar dari besi dan titian beton yang cukup memanjakan mata. “Tapi, kami tetap bertahap, agar tahun depan, bedah rumah ini harusnya total. Jadi, jangan hanya bagian depan saja yang dibedah,” ujar Udin lagi.

Untuk lampu penerangan jalan, Pemkot Banjarmasin memang menggunakan lampu berdaya solar cell atau lampu matahari. Nah, menurut Udin, ketika aliran listrik dari PLN padam, maka warga bisa beramai-ramai duduk di bangku yang telah disediakan di titian beton untuk bercengkarama.

Sedikitnya, ada 24 tiang PJU yang terpasang dengan lampu solar cell. Namun, versi Udin sendiri, justru karena daya tahan yang terlampau lama, akhirnya daya listrik yang diserap dari cahaya matahari dan tersimpan di aki (accu) itu cepat habis. “Sepertinya, baterai atau akinya tak kuat menyerap, dan lampunya tak tahan semalaman,” kata Udin.(jejakrekam)

Penulis : Asyikin

Editor   : Didi G Sanusi

Foto      : Ahmad Husaini

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.