Anang Rosadi: Urusi Masalah Sungai Lebih Fundamental

0

PEMKOT Banjarmasin diingatkan Anang Rosadi Adenansi, agar tak perlu berangan-angan muluk untuk membangun jembatan penyeberangan orang (JPO) futuristik berlantai kaca kuat transparan setinggi 10 meter di atas Sungai Martapura, demi menghubungkan Menara Pandang Siring Tendean dengan Siring Sudirman.

MANTAN anggota DPRD Kalsel ini mengatakan masalah pengelolaan dan pembuangan sampah saja, belum begitu beres meski Banjarmasin sudah meraih tiga tropi Adipura Kirana.

“Saya mengamati justru Balai Kota ini selalu menelorkan proyek yang aneh-aneh. Apa yang ditangkap publik jelas rencana pembangunan JPO berlantai kaca itu bukan sebuah hal yang mendesak. Mengapa harus terus berakrobat dengan rencana yang muluk-muluk?” cecar Anang Rosadi Adenansi kepada jejakrekam.com, Sabtu (16/12/2017).

Insinyur jebolan Universitas Jayabaya Jakarta ini melihat penguasa di Banjarmasin malah suka menebar proyek-proyek yang terkesan mubazir, bahkan tak jelas manfaatnya bagi publik. “Patut dicatat, uang yang akan dipakai itu adalah uang rakyat. Jadi, jangan terlalu mengejar hal-hal yang bombastis, sementara rakyat Banjarmasin justru belum membutuhkan. Banyak hal yang diperlukan, terkesan diabaikan,” cetusnya.

Dia menyarankan agar Pemkot Banjarmasin menelorkan proyek atau program kerja yang justru bersentuhan langsung dengan warga kota. “Urusi yang fundamental dulu, seperti ketika hendak mengoptimalkan fungsi sungai, mengapa itu tidak dilakukan? Eh, malah mau bangun jembatan kaca ala futuristik di atas Sungai Martapura,” kata Anang Rosadi.

Putra tokoh pers Kalsel Anang Adenansi ini menilai selama ini justru yang muncul hanya retorika dari Balai Kota Banjarmasin untuk memperlebar sungai, normalisasi sungai, kedalaman sungai atau pengembalian hak warga Banjarmasin sebagai pemilik sungai.

“Bikin jembatan di atas Sungai Martapura itu fungsinya apa? Kalau hanya untuk penunjang fasilitas wisata sungai, mengapa yang fundamentalnya malah diabaikan. Itu lihat saja, di Sungai Martapura itu masih banyak sampah betebaran, tingkat pencemaran yang tinggi, encek gondok alias ilung masih terlihat di pusat kota, kok hal semacam ini tak dibenahi,” papar Anang Rosadi.

Menurut dia, jika pola yang dimainkan Pemkot Banjarmasin hanya sekadar meniru dari kota lain, tanpa melalui kajian yang mendalam dan melibatkan masyarakat lewat uji publik, hasilnya pun akan terkesan asal-asalan.

“Kasihan dana rakyat justru digunakan untuk menghambur-hamburkan proyek yang tak bermanfaat maksimal. Ingat, pertanggungjawabkan uang yang dipakai itu bukan hanya kepada rakyat, tapi kepada Allah SWT,” kata Anang Rosadi.

Sementara itu, Ketua Komisi III DPRD Banjarmasin, Faisal Heriyadi mengakui dalam pertemuan pimpinan dewan, komisi dan fraksi, Walikota Ibnu Sina berjanji pada 2018 mendatang lebih menguatkan program sungai. “Ya, kita nantikan saja realisasinya.Yang pasti, masalah pengembalian fungsi sungai sangat dibutuhkan warga kota. Buktinya, sekarang masalah banjir sudah merata dan air pun surut sangat lama,” ucap Faisal.(jejakrekam)

Penulis :  Ahmad Husaini

Editor   :  Didi G Sanusi

Foto      :  Didi GS

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.