Pengelolaan RPTRA Banua Anyar Seperti Tak Bertuan

0

KEBERADAAN Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Banjarmasin di bawah Jembatan Banua Anyar, kini menjadi primadona arena permainan baru bagi anak-anak dan hiburan keluarga di akhir pekan. Buka sejak pukul 06.00-24.00 Wita, para pengunjung sudah berdatangan ke taman bermain bernilai Rp 600 juta yang telah diresmikan Walikota Banjarmasin Ibnu Sina pada Rabu (8/11/2017) lalu.

IRONISNYA, hingga kini, ternyata taman yang dibuat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Banjarmasin seperti tak bertuan. “Padahal, setiap hari Jumat, Sabtu dan Minggu, apalagi hari libur, banyak pengunjung yang datang ke RPTRA. Kalau dihitung jumlah pengunjung bisa mencapai seribu orang lebih tiap harinya,” ucap Nisfuady, pengelola parkir yang juga warga Banua Anyar kepada jejakrekam.com, Sabtu (2/12/2017).

Hanya saja, Nifsuady mempertanyakan mengapa pengelolaan taman bermain khusus untuk anak ini justru tak optimal alias tak serius. Ini terbukti, usai dibangun dan diresmikan Walikota Ibnu Sina, justru pihak kontraktor RPTRA ini seperti lepas tangan. “Malah, pengelolaannya disubkontrakkan kepada pihak lain. Akhirnya, ada beberapa fasilitas yang tak terawat, seperti banyak lampu yang mati,” katanya.

Ia juga mencontohkan untuk membayar rekening listrik di RPTRA Banjarmasin harus ditanggung dirinya. Ini karena, aliran listrik menyambung ke rumahnya yang berdekatan dengan taman khusus. “Padahal, rumah saya ini menggunakan listrik prabayar. Kata pejabat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarmasin, semua struk token listrik ini akan dikumpulkan dan diganti. Sampai sekarang sejak taman ini dibuka untuk publik, pembayaran listrik justru tak diganti,” tuturnya.

Nisfuady juga mempertanyakan masalah pengelolaan kebersihan kawasan RPTRA yang harus ditangani masyarakat sekitar kawasan itu. “Kami juga yang harus membersihkan, usai para pengunjung pulang. Gara-gara tak dirawat, banyak bung ataman vertikal yang mati. Malah, ada kabel listrik yang terbuka, tentu ini membahayakan para pengunjung, apalagi kebanyakan anak-anak,” ucapnya.

Ia berpesan sebagai warga Banjarmasin tentu berharap RPTRA ini tak hanya bisa membangun, tapi juga harus dirawat. Nisfuady malah membandingkan dengan pola pengelolaan taman serupa yang dilakukan era Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama yang justru membuat peraturan jelas, sehingga beberapa instansi terlibat di dalamnya. “Seperti Dinas Kesehatan, tentu bisa memeriksa kesehatan anak-anak yang mengunjungi RPTRA. Lalu, fungsi Dinas Pendudukan dan Catatan Sipil Banjarmasin bisa menanyakan apakah ada keluarga yang anaknya belum punya akta kelahiran. Nah, jadinya, taman bermain ini bukan saja arena rekreasi, tapi bisa menjelma wadah pelayanan publik,” kata Nisfuady.

Sementara itu, Walikota Banjarmasin Ibnu Sina langsung menanggapi masalah tersebut. Ia mengatakan telah memerintahkan Camat Banjarmasin Timur dan Dinas LH Banjarmasin segera mengecek langsung ke RPTRA di Banua Anyar.

“Memang, RPTRA belum diserahkan kontraktor kepada pihak pengelola. Sebab, saat ini masih dalam masa tanggungjawab pihak ketiga termasuk pemeliharaan dan pembayaran rekening listrik,” ucap Ibnu Sina dalam akun facebook, menjawab status facebook Deddy Banua.

Menurut dia, Dinas LH Banjarmasin telah menempatkan petugas kebersihan untuk menjaga kawasan taman khusus di bawah Jembatan Banua Anyar agar tetap bersih. “Masalah ini juga telah ditindaklanjuti pemerintah kota bersama Camat Banjarmasin Timur, Lurah Banua Anyar, ketua RT serta tokoh masyarakat. Ternyata, tidak ada masalah di lapangan. Begitupula, soal parkir akan diusulkan pengelolaan oleh UPT Parkir Dinas Perhubungan Banjarmasin,” tandas Ibnu Sina.(jejakrekam)

Penulis : Asyikin

Editor   : Didi G Sanusi

Foto      : Asyikin

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.