Kritik YS Agus Suseno dalam Monolog Dua Perempuan

0

KRITIK sosial yang ditulis budayawan, YS Agus Suseno menggambarkan kondisi kekinian yang terjadi di Bumi Antasari. Banyak warga yang menjadi korban ketidakadilan, ketika lahan-lahan mereka dirampas untuk disulap menjadi areal tambang batubara dan perkebunan kelapa sawit yang mengincar lahan-lahan produktif di Kalimantan Selatan.

SINDIRAN kepada para pemimpin daerah ini dituangkan YS Agus Suseno dalam pergelaran teater monolog dua perempuan yang akan dihelat di Gedung Balairung Sari, Taman Budaya Provinsi Kalimantan Selatan, Jalan Brigjen H Hasan Basry, Banjarmasin pada Sabtu (9/12/2017) malam, dimulai pukul 20.30 Wita hingga selesai.

Monolog yang berjudul Sekelam Malam, Sehitam Batubara diperankan Gusti Desi Citra Wardani yang menceritakan perlawanan rakyat terhadap ketidakadilan, arogasi pengusaha dan ketidakpedulian pemimpin daerah terhadap rusaknya alam akibat tambang batubara dan perkebunan kelapa sawit yang makin massif di Kalimantan Selatan.

Sedangkan, teater monolog yang ditulis YS Agus Suseno sebagai penulis naskah sekaligus sutradara berjudul Senja Kala di Sungai Martapura berlatar belakang peristiswa 1965, yang diperankan Winda Iriyani. “Memang, saat peristiwa 1965 di Kalimantan Selatan, tak seperti di Pulau Jawa atau pulau lainnya yang harus diwarnai pembunuhan atau pembantaian massal. Tak ada mayat mengapung dan membusuk di Sungai Martapura, entah dibunuh tentara atau organisasi massa,” tutur YS Agus Suseno, dalam naskah monolognya yang dikutip jejakrekam.com, Sabtu (25/11/2017).

Pagelaran teater monolog ini pun disokong para budayawan dan seniman kawakan, seperti Andi Sahludin yang menjadi asisten sutradara, dengan manager penata panggung dan musik Wanyi Mandarung serta Aswin Noor. Untuk memoles para pemeran, Yuliani pun ditunjuk menjadi penata rias dan busana dengan tata lampu dikoordinir Handriyan Yudha Sakti.

Menariknya, para sineas Banua seperti Ade Hidayat (Forum Sineas Banua) akan mengabadikan perhelatan seni kritik dalam teater monolog. Demi menyaksikan suguhan karya YS Agus Suseno, ada tiket masuk sebagai sebuah penghargaan terhadap karya budaya dan seni seharga Rp 20 ribu untuk kalangan pelajar dan mahasiswa, dan Rp 50 ribu bagi umum.

Acara ini olah gawi Datamur ini pun didukung  Taman Budaya Kalsel, Dewan Kesenian Kalsel, Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3), dan Forum Sineas Banua  (FSB) yang menampilkan karya YS Agus Suseno, seorang penyair, budayawan, seniman dan sutradara yang konsen dalam budaya Banjar dan nasional ini. (jejakrekam)

Penulis : Ahmad Husaini

Editor   : Didi G Sanusi

Foto     : Dok Ade Hidayat

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.