BUKU adalah jendela ilmu. Budaya literasi pun ingin ditumbuhkembangkankan dalam balik jeruji penjara yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan. Selama ini, buku-buku agama dan fiksi banyak dipinjam para warga binaan pemasyarakatan (WBP), sehingga didorong ada pojok baca di lembaga pemasyarakatan dan rumah tahanan (rutan).
KESEPAKATAN untuk membangun pojok baca diteken Kepala Kanwil Kemenkumham Kalsel, Imam Suyudi dan Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Selatan, Hj Nurliani di Ruang Rapat Pimpinan Kemenkumham Kalsel, Banjarmasin, Selasa (14/11/2017).
“Penyediaan fasilitas pojok desa yang sederhana namun penuh makna bisa menambah minat baca WBP. Termasuk, para pegawai di dalam lapas dan rutan yang ada di Kalimantan Selatan,” ucap Imam Suyudi.
Dengan meningkatkan minat baca dan budaya literasi, Imam berharap bisa lahir para penulis dari dalam penjara. Ia mengakui selama ini perpustakaan di dalam rutan atau lapas disumbang secara swadaya oleh para pegawai Kemenkumham Kalsel.
Sedangkan, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Selatan, Hj Nurliani menyambut nota kesepakatan (MoU) tersebut, karena sebelumnya sudah mengadakan perpustakaan keliling di lapas dan rutan yang ada di Kalsel.
“Target kami tentu sejalan dengan program ini. Sebab, kami ingin menumbuhkan minat baca sampai ke dalam sel penjara. Bukan hanya sekadar meminjamkan buku, kami juga terkadang membawa pendongeng di LPKA Karang Intan,” ucapnya.
Nurliani mengungkapkan selama ini para WBP yang ada di rutan dan lapas di Kalimantan Selatan paling sering meminjam buku agama yang ringan serta buku-buku fiksi lainnya.
Kepala Divisi Pemasyarakatan Kemenkumham Kalsel, Anas Saeful Anwar mengungkapkan dengan adanya pojok baca dan perpustakaan, bisa memberi pengetahuan bagi WBP dan pegawai di lapas dan rutan. “Tugas mencerdaskan bangsa dan peningkatan pengetahuan warga negara menjadi bagian kita semua,” imbuhnya.(jejakrekam)
Penulis : Asyikin
Editor : Fahriza
Foto : Asyikin