Sungai Pengilun Sudah Lancar, Kapan Sungai Tembikar?

0

NORMALISASI sungai yang dijalankan Pemkot Banjarmasin menyentuh Sungai Pengilun dan Saka Jawa. Aliran sungai ini difungsikan kembali menjadi saluran drainase alam yang melintas Komplek Perumahan Garuda dan Permata Regensi di Kelurahan Pemurus Dalam, Kecamatan Banjarmasin Selatan.

“KAMI bersyukur, Pemkot Banjarmasin sudah melakukan normalisasi Sungai Pengilun, ” ungkap, Vijay warga Kelurahan Pemurus Dalam kepada jejakrekam.com, Senin (6/11/2017).

Menurut dia, dengan pengembalian fugnsi Sungai Pengilun, sirkulasi air bisa teratur.  Terbukti, saat air hujan turun, tidak terjadi penumpukan air di kawasan tertentu. Hal ini berbeda dengan permukaan sungai yang tertutup semak belukar atau bangunan.

Sungai Pengilun, beber Vijay, bermuara ke Sungai Pemurus Dalam dan Tatah Belayung Kelurahan Tanjung Pagar Banjatmasin Selatan. Sedangkan, Sungai Saka Jawa, hulunya menuju Sungai Tembingkar, Desa Simpang Empat, Kecamatan Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar. Sementara, hilirnya bermuara ke Sungai Pengilun.

“Dahulu kedua sungai ini digunakan warga sebagai jalur transportasi. Baik untuk mengangkut hasil bumi maupun kepentingan lainnya, selain berfungsi sebagai drainase alam,” ujar Vijay.

Demikian juga dengan Sungai Tembingkar di Desa Simpang Empat, Kecamatan Kertak Hanyar Kabupaten Banjar turut menjadi poros moda transportasi air. Kini seiring alih fungsi lahan menjadi komplek perumahan. Ternyata, pemeliharaan sungai menjadi terabaikan, bahkan sengaja dibiarkan mati. “Syukulah, Sungai Pengilun masih mendapat perhatian Pemkot Banjarmasin,” ucap Vijay.

Namun berbeda, menurut dia, dengan nasib Sungai Tembingkar yang terkesan dibiarkan Pemkab Banjar dan tak pernah tersentuh program normalisasi sungai ini. Dia menyebut saat ini kondisi Sungai Tembingkar, dibiarkan tertutup semak belukar. Bahkan di bibir sungain justru dijejali rumah komersial yang dibangun bebas. “Tidak tahu apa yang menjadi program Pemerintah Kabupaten Banjar, sehingga bangunan komersial itu dibiarkan. Apakah pembiaran itu untuk mengejar target pendapatan asli daerah (PAD)?” cecar Vijay.

Ia berharap aparat Desa Simpang Empat bisa mengusulkan normalisasi Sungai Tembingkar ke Pemkab Banjar, sehingga bisa kembali menjadi drainase alam lagi. “Jadi, ancaman bahaya banjir bisa diantisipasi. Termasuk bahaya ancaman kebakaran lahan saat kemarau tiba. Sebab, sungai bisa berfungsi sebagai kanal,” imbuh Vijay.(jejakrekam)

Penulis : Muji Setiawan

Editor   : Didi G Sanusi

Foto      : Muji Setiawan

 

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.