PRODUK asli Kalimantan Selatan diingatkan segera membuat label atau merek yang sesuai Standar Nasional Indonesia (SNI). Usulan ini disuarakan Anggota Pansus II Raperda Pembangunan Industri Kalsel di DPRD Kalsel, Karlie Hanafi Kalianda demi meningkatkan daya saing produk andalan daerah saat memasuki pasaran Indonesia dan dunia.
LEGISLATOR Partai Golkar ini mengatakan langkah itu sangat strategis dalam menjaga industri daerah bisa lebih maju dan sesuai dengan standar baku mutu yang ditetapkan pemerintah. Menurut Karlie, saran agar produk daerah berlabel SNI ini merupakan hasil konsultasi dengan Kementerian Perindustrian di Jakarta, pekan lalu.
“Dengan pemberian SNI terhadap produk daerah, tentu pembangunan industri yang ada di 13 kabupaten dan kota bisa bersaing di nasional, bahkan bisa menembus pasar internasional,” ujar Karlie Hanafi Kalianda kepada wartawan di DPRD Kalsel, Jumat (3/10/2017).
Ia mengungkapkan dengan sumber daya alam (SDA) yang sangat potensial, tentu bisa menunjang pengembangan industri di Kalsel. “Saat ini, ketersediaan lahan untuk kawasan industri tak mengalami kendala di Kalsel. Kini tinggal membuat zonasi industri yang disesuaikan dengan potensi SDA,” ucap Karlie.
Dia menyontohkan Kalsel telah memiliki kawasan industri berskala besar seperti pabrik kayu lapis (plywood) di sepanjang Sungai Barito, Kabupaten Barito Kuala. Namun, menurut Karlie, beberapa tahun belakangan, justru produk kayu lapis Kalsel mampu menembus pasar internasional seperti Jepang dan negara-negara Eropa sudah tak beroperasi lagi, akibat ketiadaan bahan baku.
“Sekarang, Pemprov Kalsel ingin mengembangkan kawasan ekonomi khusus (KEK) di wilayah Timur seperti di Jorong, Kabupaten Tanah Laut dan Batulicin, Kabupaten Tanah Laut. Namun, untuk menopang dua KEK itu, perlu sokongan infrastruktur khususnya pelabuhan dalam (laut) dalam keperluan ekspor,” tandas pengusaha ini.(jejakrekam)
Penulis : Ipik Gandamana
Editor : Didi GS
Foto : Youtube