Daun Kalakai di Pahumaan Juarai Lomba Motif Sasirangan

0

SELAMA ini, dalam pakem budaya Banjar terdapat 18 motif sasirangan. Kain batik model jumputan khas Banjar yang kaya dengan nilai filosofi, historis dan sakral ini. Pakem-pakem ini pun coba diinovasi tanpa harus meninggalkan keaslian kain yang dipercaya sudah ada sejak era Kerajaan Negara Dipa dan berlanjut ke Kesultanan Banjar.

UNTUK mengembankan inovasi dan kreativitas, Dewan Kerajinan Nasional (Dekransda) Kota Banjarmasin menggelar lomba desain motif sasirangan di Rumah Anno 1925, kawasan Siring Tendean, Banjarmasin, Kamis (2/11/2017).

Ada 21 pengrajin sasirangan se-Banjarmasin beradu motif kain yang awalnya bernama kain pamintaan itu. Kain yang berasal dari dua kosa kata ‘sa’ yang berarti satu dan ‘siring’ berarti jelujur terus mengalami perubahan seiring perkembangan zaman, tanpa meninggalkan pakem sakralnya.

“Dalam lomba ini, kami tak membatasi kreativitas para pengrajin. Silakan mereka berkreasi dengan imajinasinya asalkan tetap mengacu ke motif yang asli. Terpenting adalah ketika dipakai, kain sasirangan itu memiliki keunggulan,” ujar Ketua Dekrasda Kota Banjarmasin, Siti Wasilah Ibnu Sina kepada wartawan.

Ketua Tim Penggerak PKK Banjarmasin ini tetap mengingatkan ketika memodifikasi motif kain sasirangan juga perlu mengikuti perkembangan mode atau tren warna yang ada. “Memang, warna kain sasirangan itu kebanyakan jreng-jreng, tapi itu yang menjadi kesukaan orang Banjar. Makanya, kita berharap ke depan kain sasirangan bisa menjadi sebuah karya seni hingga design fashion,” ujar ibu dokter ini.

Gelaran lomba motif sasirangan ini pun dinilai istri Walikota Banjarmasin ini sejalan dengan dialog budaya yang digelar Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Banjarmasin dalam menjaga khazanah budaya dan kearifan lokal. “Ke depan, dalam Banjarmasin Sasirangan Festival (BSF), para pengrajin kain sasirangan akan terus kita dorong untuk meningkatkan karya dan desain kainnya. Tujuannya, dengan pembinaan yang berkelanjutan bisa menyejahterakan mereka,” ujar Siti Wasilah.

Sementara itu, dari hasil penjurian yang dilakukan Ketua Dekranasda Banjarmasin Siti Wasilah, budayawan Zulfaisal Putera, dan Kabag Ekonomi Setdakot Banjarmasin, Lily akhirnya didapat para pemenang lomba desain motif sasirangan.

Adalah Unique Sasirangan bertema Daun Kalakai di Pahumaan meraih nilai tertinggi dari para juri. Menyusul di posisi kedua, Kasasiur dengan motif andalannya, Gasing Bahangkup. Lalu, juara ketiga diraih Andri Ardia dengan tema Flora Fauna Banua, dan juara harapan pertama disabet Nida Sasirangan menawarkan motif  Bilah Lido.

Sedangkan, di posisi kelima (juara harapan kedua) diberikan kepada Darmawati dengan mengangkat tema Sungaiku Bersih Aku Ikan Bawal Bisa Hidup, dan juru kunci dipegang Azira Sasirangan dengan motif sasirangan bertema Seribu Sungai wan Daun Jaruju.(jejakrekam)

Penulis : Ahmad Husaini

Editor   : Didi GS

Foto     : Dok Sunarti

 

Pencarian populer:https://jejakrekam com/2017/11/02/daun-kalakai-di-pahumaan-juarai-lomba-motif-sasirangan/

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.