Target 9 Emas Dayung di PON Papua Bukan Mustahil

0

PRESTASI tim dayung Provinsi Kalimantan Tengah makin mengkilap. Usai mampu berbicara di Pekan Olahraga Nasional (PON) XVIII Riau, berlanjut PON XIX Jawa Barat pada 2016 lalu dengan meraih medali emas. Kini, target 9 medali emas dalam PON XX 2020 di Papua adalah sebuah keniscayaan.

CABANG olahraga (cabor) dayung memang menjadi andalan KONI Kalimantan Tengah dalam even berskala nasional. Tak mengherankan, jika Ketua Pengprov Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) Kalteng, Sipet Hermanto berharap agar KONI bisa memberi masukan yang konstruktif dalam peningkatan prestasi atlet dayung.

“Evaluasi terhadap semua cabor yang lolos PON harus segera diidentifikasi KONI Kalteng, sehingga bisa merancang solusi yang tepat baik jangka pendek, menengah dan panjang,” ujar Sipet Hermanto kepada jejakrekam.com, di Palangka Raya, Selasa (31/10/2017).

Mantan Kepala Dinas Kehutanan Kalteng ini juga berharap Dinas Pemuda dan Olahraga juga bertanggungjawab dalam pembinaan dan pengawasan terhadap olahraga prestasi di daerah.

“Saat ini, Kalteng telah memiliki atlet pelatnas, namun biasanya terbentur persyaratan abtas usia. Hal semacam ini mungkin akan menjadi kendala saat PON 2020 di Papua nanti,” tutur Sipet.

Agar regenerasi atlet berlangsung gradual, Sipet yang berhasrat maju dalam Pilwali Palangka Raya 2018 nanti menekankan pentingnya pencarian bakat bibit atlet dengan intensif memantau dan mengamati kemajuan atlet di pengurus cabang dan olahraga. “Ada beberapa daerah yang kini menjadi gudang atlet dayung di Kalteng. Nah, ini perlu kerja nyata dari komponen pembina olahraga prestasi baik KONI dan Dispora Kalteng. Dengan konsep yang terencana, kami yakin bisa berbicara banyak di PON Papua nanti,” ucap Sipet.

Apalagi, menurut dia, tidak semua cabor bisa diberangkatkan ke Papua, karena membutuhkan dana yang tak sedikit, mengingat jarak tempuh yang sangat jauh dari Kalten. “Lebih baik Kalteng fokus terhadap cabor yang menjadi andalan di tingkat nasional. Terkhusus yang berpotesni meraih medali, jadi bisa menghemat biaya menuju Papua,” kata Sipet.

Terpenting lagi, masih menurut Sipet, Kalteng bisa mengandalkan pelatda, seperti baru tiga bulan sebelum PON baru dilakukan pembinaan atlet, termasuk peningkatkan kapasitas pelatih. “Paling utama itu adalah peningkatan sarana dan prasarana yang dimulai dari sekarang. Ada bagian yang sangat integral dan tak bisa secara parsial dilakukan,” imbuh Sipet yang juga Ketua Pengprov Takraw Kalteng ini.(jejakrekam)

Penulis : Tiva
Editor   : Didi GS
Foto      : Olahraga Kalteng

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.