Proyek Jembatan Kayutangi Tinggal Menunggu Waktu

0

JEMBATAN Kayutangi  Ujung (Alalak) yang membentang di atas Sungai Alalak segera diubah bentuknya. Akses penghubung Jalan Trans Kalimantan dengan Jalan Brigjen H Hasan Basri yang digunakan saat ini akan diganti dengan jembatan baru.

RENCANANYA, pada 2018 mendatang sudah memasuki pengerjaan jembatan yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sementara untuk pembebasan di wilayah perbatasan dua daerah, menjadi tanggungjawab Pemkot Banjarmasin dan Pemkab Batola. Begitu pula, Pemprov Kalsel harus merelakan sebagian lahan RSUD Ansari Saleh yang masuk dalam pelebaran jembatan.

“Kami siap membantu memberikan aset jalan. Ada beberapa meter lahan parkir yang masuk dalam peningkatan jembatan itu,” ucap Dirut RS Anshari Saleh, Dr Izaac Zoelkarnain kepada jejakrekam.com, di Banjarmasin, Senin (30/10/2017).

Ia mengakui  pembangunan Jembatan Alalak yang berada di Jalan H Hasan Basry Banjarmasin  terus digenjot Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional Wilayah IX Banjarmasin. Kabar terbaru, hasil detail engineering design (DED) dan maket jembatan yang menghubungkan Kota Banjarmasin dengan Handil Bakti, Kecamatan Alalak, Kabupaten Batola pada awal November 2017, akan dibawa ke Komisi Jembatan di Jakarta. Tujuannya, untuk mendapat stempel persetujuan.

Sementara itu, Kepala Satuan Kerja Non Vertikal Tertentu (SKNVT) Pelaksana Jalan Nasional Wilayah I Kalsel, Syahriliansyah mengungkapkan dengan diajukannya hasil DED yang sudah dirampungkan ke Komisi Jembatan. Maka, proses pekerjaan sudah di depan mata. “Kami akan ajukan hasil DED yang sudah rampung ini ke Komisi Jembatan. Semoga yang sudah disusun ini, tak ada perubahan. Namun, sesuai kajian kami bersama konsultan, desain yang sudah ada ini akan disetujui,” ujar Syahriliansyah.

Dia membeberkan, desain jembatan memang ada perubahan. Yakni dengan model terbaru. Sayangnya, dia tak mau membeberkan model yang direvisi tersebut. “Tunggu saja setelah kami ekspose di Komisi Jembatan,” ucapnya. Syahril mengungkapkan, konsep jembatan yang akan dibawa pihaknya ke komisi jembatan nanti adalah dengan membangun jembatan baru. Ia memastikan akan mempertahankan jembatan lama yang saat ini dikeluhkan warga, karena kerap terjadi kemacetan.

Menurutnya, panjang jembatan baru nanti mencapai 100 meter dengan lebar 14 meter. Dengan lebar tersebut, lajur jalan akan dibuat 4, dengan dua jalur. Empat lajur ini diyakini tak akan lagi membuat kemacetan di jembatan. “Memang jembatan yang ada sekarang sudah tak mendukung disaat jumlah pengendara semakin tinggi,” tandasnya.

Kepala Dinas PUPR Kalsel, Ahmad Sofiani mendukung upaya percepatan pembangunan Jembatan Alalak yang baru. “Pada dasarnya pembangunan jembatan itu sepenuhnya kewenangan pemerintah pusat, karena berada di jalan nasional. Nah ketika mereka sudah ada niat, Pemprov Kalsel pun akan memberikan dukungan,” katanya.

Dia berharap masalah pembebasan lahan dan pembangunan tak mengalami kendala, sehingga kemacetan yang sering terjadi dapat teratasi. “Jembatan ini sangat vital bagi dua daerah. Apalagi, sekarang warga Batola yang bekerja di Banjarmasin semakin banyak seiring perumahan di sana terus menjamur,” tutur Sofiani.(jejakrekam)

Penulis : Wan Marley

Editor   : Didi G Sanusi

Foto      : Skycrapercity.com

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.