Tolak UU Ormas, Mahasiswa Kalsel Kutuk Radikalisme

0

PEMUDA hari ini adalah penentu di masa depan. Jika pemuda hari ini baik, maka masa depan yang cerah pun akan menanti, namun bisa saja sebaliknya.

BERDASAR data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017 terdapat sekitar 61.83 juta jiwa atau sekitar 24.53 persen dari total penduduk Indonesia adalah pemuda dan untuk wilayah Kalimantan Selatan jumlah pemuda usia 16 – 30 berjumlah sekitar 1.015.789 jiwa atau sekitar 25% dari jumlah total penduduk. Jumlah yang cukup besar untuk menggerakkan banua ke arah yang lebih baik.

Dengan catatan, adanya komitmen yang kokoh untuk berkolaborasi apik atas nama Indonesia pada umumnya dan Banua pada khususnya serta usaha yang serius berorientasi kemajuan.

Tidak bisa dipungkiri, dalam dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara, khususnya Banua kita tercinta, apa yang diharapkan ideal masih jauh panggang dari api. Oleh karena itu, dalam momentum peringatan Sumpah Pemuda hari ini, kami yang tergabung dalam Cipayung Plus Provinsi Kalimantan Selatan (BADKO HMI, DPD IMM, PW KAMMI, PKC PMII menyampaikan :

Pertama, di bidang pendidikan. Pendidikan sesuai dengan prinsipnya, yaitu learning to know, learning to do, learning to be dan learning to live together perlu dipahami bukan hanya sebuah usaha sadar untuk mencetak insan-insan berilmu pengetahuan, tapi juga insan yang berkarakter. Berilmu sekaligus berkarakter merupakan dua prestasi yang harus dicapai secara seimbang tanpa boleh ada yang lebih diprioritaskan. Namun, fakta dilapangan menunjukkan banyaknya kasus-kasus perundungan, amoral, asusila yang dilakukan oleh dan kepada generasi-generasi muda kita hari ini.

Kedua, di bidang kehidupan berbangsa dan bernegara. Dewasa ini, masih sering terjadi konflik vertikal dan horizontal antara kelompok elit dan massa serta antar kelompok masyarakat hanya karena isu perbedaan suku dan agama yang kembali dikuatkan (tanpa tanggungjawab), serta isu nasionalis dan religius yang kembali dipertentangkan. Ditambah lagi isu yang sengaja dibuat untuk memecah belah anak bangsa, seperti radikalisme dan anti pancasila, karena setiap orang maupun OKP atau ormas punya cara sendiri dalam mempraktikkan Pancasila. Padahal, sejak 28 Oktober 1928 silam, kita sudah bersama-sama berkomitmen untuk selalu hidup bersama secara harmonis meski dalam keberagaman.

Ketiga, Bidang Keagamaan. Data dari kementerian Pemuda dan Olahraga menyebutkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir sejak 2013 – 2017, terjadi penurunan tingkat intensitas kegiatan keagamaan dikalangan generasi muda. Sebagai negara yang berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa tentu hal ini sangat menghawatirkan, bahkan berpotensi untuk merubah Indonesia menjadi negara sekuler secara perlahan-perlahan.

Keempat, penyalahgunaan narkoba. Tingkat penyalahgunaan Narkoba oleh generasi muda diseluruh pelosok Indonesia hari ini sudah berada pada kategori sangat berbahaya, tak terkecual Banua Kalimantan Selatan. Hasil penelitian BNN dan UI mencatat bahwa ada sekitar 5,1 juta jiwa pengguna narkoba di Indonesia, dan mayoritas adalah pemuda usia 24 – 30 tahun.

Oleh karena itu, peran sinergis antara semua elemen kepemudaan, masyarakat, aparat dan pemerintah dengan disertai komitmen yang kokoh untuk mencegah dan memberantas peredaran menjadi suatu keharusan.

Kelima, penegakan hukum seadil-adilnya. Mudah saja bagi aparat penegak hukum memenjarakan maling-maling kecil, meringkus perampok dan memberantas jaringan teroris. Tapi masih sulit menghabisi para pejabat yang korup, banyak kasus-kasus mega skandal yang belum terpecahkan, seperti BLBI, Century dan e-KTP yang sangat banyak merugikan negara hingga ratusan triliun. Hukum telah disalahgunakan penguasa untuk menjatuhkan lawan-lawan politik, yang seharusnya hukum menjatuhi hukuman kepada siapa saja yang bersalah, bukan siapa yang ingin dipersalahkan.

Bahkan sekarang dengan UU Ormas, penguasa diperbolehkan membubarkan langsung sebuah ormas tanpa melalui proses pengadilan, lalu di manakah keadilan dan untuk siapa keadilan itu. Cipayung plus Kalsel menolak praktek hukum yang seperti itu dan akan senantiasa menyuarakan keadilan.

Dalam rangka menjaga dan memenuhi harapan mulia para pendiri bangsa, melalui momentum peringatan Sumpah Pemuda ini, setelah memperhatikan situasi dan kondisi keIndonesiaan hari ini, kami BADKO HMI, DPD IMM, PW KAMMI, PKC PMII menyatakan sikap :

  1. Hentikan segala bentuk tindak kekerasan dalam pendidikan
  2. Mari kukuhkan kembali komitmen untuk hidup berbangsa dan bernegara secara harmonis dalam keberagaman, dalam suatu wadah bernama Indonesia.
  3. Menolak UU Ormas
  4. Mengutuk gerakan radikalisme
  5. Mari tingkatkan kembali kegiatan-kegiatan keagamaan di kalangan pemuda
  6. Mari turun tangan bergandengan mencegah dan memberantas peredaran dan penyalahgunaan narkoba.
  7. Tegakkan Supremasi Hukum.

Tertanda,

Yogi Adhiatma (Ketua Umum DPD IMM Kalimantan Selatan)

Ramli Jauhari (Ketua PKC PMII Kalimantan Selatan)

Muhammad Ridha (Ketua Umum Badko HMI Kalimantan Selatan dan Tengah)

Ahmad Saini (Ketua Umum PW KAMMI Kalimantan Selatan)

 

 

 

 

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.