Potensi Calon Petahana Tabalong Dikalahkan Tinggi

0

PERSEPSI publik di Kabupaten Tabalong yang sebentar lagi menyongsong suksesi 2018 terhadap tingkat kepuasan kinerja calon incumbent, diklaim Jaringan Suara Indonesia (JSI) belum besar. Hal ini berpotensi terjadinya pertarungan sengit dalam memperebutkan kursi Bupati-Wakil Bupati Tabalong periode 2018-2023.

ADA beberapa instrumen pertanyaan yang dilontarkan para surveyor kepada responden dengan sistem acak di Kabupaten Tabalong untuk mengukur tingkat kepuasan terhadap kinerja Bupati Anang Syakhfiani bersama Wabup Zony Alfianoor.

“Dari hasil survei yang kami lakukan pada 11-19 Agustus 2017 di Kabupaten Tabalong terhadap 450 responden, menunjukkan bahwa potensi para penantang incumbent masih terbuka untuk menang dalam Pilkada 2018 nanti,” ucap analis politik JSI, Dirham Zain kepada jejakrekam.com, Kamis (12/10/2017).

Menurut Dirham, tingkat kesalahan atau margin of error survei JSI ini mencapai 3,8 persen dan tingkat kepercayaan (validitas) sebesar 95 persen. Ia mengungkapkan dari persepsi 450 respon yang disurvei dan ditanyakan soal calon incumbent Bupati Anang Syakhfiani, rata-rata mengaku belum puas mencapai 43 persen. “Jelas, hal ini cukup berpengaruh jika nantinya calon incumbent ini maju. Ini karena tingkat kepuasan masih berada di bawah 50 persen. Berbeda dengan di Batola, ketika istri Bupati H Hasanuddin Murad yakni Hj Noormiliyani AS maju, tingkat kepuasan terhadap kinerja kepala daerah cukup besar mencapai 61 persen,” bebernya.

Konsultan politik JSI Area Kalimantan ini mengatakan akibat masih belum puas terhadap kinerja pemerintahan daerah yang ada, potensi swing voter (pemilih ngambang) di Kabupaten Tabalong sangat besar mencapai 71 persen.  “Ini artinya, calon pemilih yang ada di Tabalong jelang Pilkada 2018 masih belum menentukan pilihan atau masih liar. Mereka masih menunggu perkembangan di daerah itu,” tutur Dirham.

Mantan staf ahli bidang politik era Gubernur Kalsel Sjachriel Darham ini mengatakan saat ini, gerakan dari para kandidat belum begitu massif, sehingga sangat berpengaruh terhadap persepsi calon pemilih. “Memang, posisi tertinggi masih dipegang Anang Syakhfiani (Bupati Tabalong) disusul Zony Alfianoor (Wabup Tabalong), H Norhasani (pengusaha dan politisi Golkar), serta Arifin Noor (Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman Kalsel),” ungkap Dirham.

Dengan begitu, menurut dia, diprediksi laga di Pilkada Tabalong 2018 mendatang akan sengit, karena tidak ada yang dominan menjadi petarung tangguh.  “Semua itu tergantung gerakan dan strategi yang dimainkan para figur nantinya. Sebab, potensi incumbent untuk dikalahkan dari hasil survei ini masih terbuka. Dengan catatan, tergantung langkah politik yang diambil rival calon petahana,” kata Dirham.

Menariknya, peneliti politik dan pemerintahan ini mengatakan pengaruh politik uang (money politics) hanya 15 persen terhadap calon pemilih, begitupula isu putra daerah dan lainnya. “Namun, tingginya swing voter di Tabalong memang sangat memungkinkan pengaruh politik uang itu akan terasa. Sebab, mereka yang disurvei rata-rata mengaku masih wait and see dengan perkembangan politik di Tabalong,” ucap Dirham.(jejakrekam)

Penulis : Fahriza

Editor   : Didi G Sanusi

Foto      : Otonomi.co.id

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.