Senja Kala Angkot yang Tergerus Taksi Online

0

DULU angkutan kota (angkot) atau yang dikenal dengan taksi kuning begitu diidolakan sebagai moda transportasi massal di Banjarmasin. Namun, kini taksi kuning seperti hidup segan mati tak mau dengan menurunnya kuantitas dan kualitas pelayanannya, hingga para penggunanya beralih ke model angkutan publik lainnya di ibukota Kalimantan Selatan.

“SEKARANG, para sopir angkot bisa dibilang tidak berkembang, tapi hanya bisa bertahan saja secara pendapatan,” kata Ma’ad, salah satu sopir angkot saat diwawancarai jejakrekam.com, belum lama ini.

Ia menjelaskan untuk saat ini sopir angkot hanya memperoleh pendapatan rata-rata 20 ribu per hari di luar servis, bahan bakar, dan keperluan yang tidak terduga.“Waktu dulu, kira-kira 10 tahun yang lalu. Jumlah angkot saat ini masih sangat banyak sekitar 1.000 lebih masyarakat dari berbagai kalangan mau ikut naik angkot dengan jalur yang masih beragam,” kata Ma’ad yang mengaku sudah lebih dari 30 tahun bekerja sebagai sopir angkot.

Masih menurut dia, saat ini hanya ada sekitar 200 sampi 300 angkot yang beroperasi di Kota Banjarmasin jauh dari jumlah yang beroperasi pada waktu 10 tahun yang lalu. “Sekarang pakai handphone, taksi sudah bisa datang ke depan rumah, belum lagi mudahnya mendapatkan kredit sepeda motor. Lihat saja sekarang jalanan pada macet penuh dengan kendaraan bermotor’’ tunjuk Ma’ad.

Kepala UPTD Terminal Antasari Hudri mengamini apa yang dialami sopir angkot. Pasalnya, saat ini menurut cacatan UPTD Terminal Antasari hanya ada sekitar 200-250 angkot yang beroperasi.“Tidak seperti dulu lagi sekarang sopir angkot beroperasi tidak sesuai trayek lagi di mana ada penumpang sopir angkot akan jalan’’kata Hudri. Sebenarnya, Hudri juga miris melihat fenomena seperti ini. “Namun, karena perkembangan zaman, apa boleh buat,” ujarnya, menghela nafas.

Dijelaskannya, wacana peremajaan armada taksi kuning untuk bisa bersaing kembali dengan moda transportasi lain memang sudah lama bergulir. “Namun, kembali lagi pada persoalan para sopir angkot yang tak sanggup membayar angsuran. Kembali lagi juga pendapatan mereka sehari-hari yang juga minim apalagi untuk membayar angsuran,” cetus Hudri.(jejakrekam)

Penulis : Ahmad Husaini

Editor   : Didi G Sanusi

Foto     : Ahmad Husaini

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.