Potensi Calon Petahana Dikalahkan Masih Terbuka

0

SUKSESI di empat kabupaten yang menghelat pemilihan bupati-wakil bupati pada Juni 2018 mendatang, membuka peluang hadirnya calon petahana. Apalagi, nyaris seluruh bupati incumbent masih menjabat satu periode, sehingga pada Pilkada 2018 mendatang diprediksi terjadi pertarungan yang cukup sengit dari figur-figur penantang.

PENGAMAT politik FISIP Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasin, Apriansyah mengungkapkan dalam peta politik yang ada, sangat jelas potensi calon petahana akan muncul sebagai petarung dalam Pilkada 2018 mendatang.

Dia menyebut seperti Bupati Tanah Laut Bambang Alamsyah, serta Wabup Sukamta kemungkinan besar akan berlaga dalam pilkada serentak nasional tahap ketiga itu. Begitupula, Bupati Hulu Sungai Selatan H Achmad Fikry, Bupati Tabalong Anang Syakhfiani dan Bupati Tapin Arifin Arpan. “Dari pergerakan politik yang ada, sangat jelas calon petahana ini akan bertarung kembali dalam Pilkada 2018 mendatang. Sebab, rata-rata banyak parpol sudah memastikan mengusung calon incumbent tersebut,” ucap Apriansyah kepada jejakrekam.com di Banjarmasin, Jumat (4/8/2017).

Namun, kandidat doktor politik Universitas Diponegoro Semarang ini mengingatkan belajar dari pengalaman pilkada-pilkada sebelumnya seperti di Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), terbukti calon incumbent Harun Nurasid bisa dikalahkan penantangnya, Abdul Latif dan mantan Walikota Ruzaidin Noor yang harus takluk dari Nadzmi Adhani, hingga kursi orang nomor satu di Banjarbaru “Jadi, dalam politik tak ada jaminan jika calon petahana itu bisa memenangkan pertarungan. Sebab, semua itu tergantung tingkat elektabilitas dan popularitas, terpenting lagi apa yang diinginkan massa pemilih,” tutur Apriansyah.

Dia yakin di empat pilkada yang akan berlangsung pada 2018, para penantang calon incumbent pun dipastikan telah mempersiapkan strategi untuk mencuri kemenangan. Dosen senior ilmu pemerintahan ini menegaskan dalam politik, semua faktor sangat berpengaruh, tak hanya kemampuan finansial dan lainnya. “Ketika publik menginginkan sebuah perubahan, tentu akan berimbas pada posisi calon petahana. Bukan mustahil, nanti dalam pilkada seperti di Tabalong, Tanah Laut, Hulu Sungai Selatan dan Tapin akan memunculkan calon penantang yang sama-sama kuat dengan calon incumbent,” cetusnya.

Bukankah parpol-parpol besar sudah mulai mendeklarasikan diri untuk mengusung calon petahana? Menurut Apriansyah, keberadaan parpol memang sangat penting sebagai perahu politik, namun pergerakan politik tim sukses atau massa pendukung sangat menentukan kemenangan sang petarung dalam pilkada. “Efektivitas gerakan dari tim sukses itu juga sangat berpengaruh terhadap gerakan calon. Termasuk, bisa menggerus kekuatan calon incumbent. Apalagi, jika calon penantang itu sudah melakoni gerakan sudah jauh-jauh hari,” katanya.

Jebolan magister Institut Pertanian Bogor (IPB) ini mengingatkan pentingnya bagi para kandidat untuk membangun struktur politik yang kuat, khususnya militansi dari tim suksesnya. “Sebab, tim sukses inilah yang berada di garda terdepan dan bergerak di tengah massa. Nah, jika tim suksesnya lemah, tentu posisi tawar para kandidat, apalagi menantang calon incumbent justru lemah,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis  : Fahriza

Editor    : Didi G Sanusi

Foto      : Metrosulawesi.com

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.