Ada yang Salah dalam Sistem Drainase Banjarmasin?

0

HUJAN sebentar, ruas jalan di Banjarmasin sudah terendam. Hal ini terlihat seperti di Jalan Achmad Yani Km 1 Banjarmasin yang terendam pada Rabu (26/7/2017), dan beberapa ruas jalan lainnya. Apakah sistem drainase yang gencar terus dibenahi Pemkot Banjarmasin melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang memang tak optimal atau tak sesuai kaidah alamiah air?

SAAT ini, dalam tahun anggaran 2017, Dinas PUPR Kota Banjarmasin seperti menggeber beberapa proyek penataan drainase. Tampak terlihat di ruas Jalan Perdagangan, Jalan Tarakan, serta poros lainnya.  Bahkan, tahun 2017 ini, juga disusun pembuatan masterplan drainase Kota Banjarmasin tahap II yang merambah perkampungan dengan menyebar kuisioner yang harus dijawab ketua rukun tetangga (RT) atau warga. Terutama, akses jalan atau kawasan yang terendam dengan parameter apa yang menjadi penyebab banjir, berapa lama air tergenang, berapa centimeter ketinggian air dan solusi yang bisa diterapkan.

Pengamat perkotaan Subhan Syarief pun angkat bicara. Menurutnya, sistem drainase yang dibuat Pemkot Banjarmasin khususnya instansi teknis masih bersifat insidentil dan parsial. “Filosofi air itu seharusnya dipahami yang mengalir ke tempat yang rendah, dan tipikal Banjarmasin yang dikelilingi rawa ini sudah sepatutnya jadi kaidah ilmiah dalam menyusun sistem jaringan drainase,” ucap Subhan Syarief kepada jejakrekam.com di Banjarmasin, Kamis (28/7/2017).

Menurutnya, drainase itu hanya sistem penyalur air ke penampung besar seperti sungai atau anak sungai yang sebetulnya terbangun jaringannya secara alami di Banjarmasin.  “Anehnya justru daerah rawa yang menjadi area penangkap air atau serapan itu sudah beralih fungsi. Sekarang, sungai-sungai juga terus dibetonisasi, bahkan dipenuhi gulma dan mengalami pendangkalan,” tutur magister teknik ITS Surabaya ini.

Subhan menyarankan agar konsep gali lubang tutup lubang dalam proyek drainase tak perlu lagi diterapkan di lapangan. “Selama daerah penangkap air itu tak terjaga, seperti terus ditutup beton, lalu sungai yang makin menyempit akibat pelebaran jalan, belum lagi ditambah dengan alih fungsi kawasan rawa. Makanya, masalah ruas jalan di Banjarmasin yang terendam itu juga berkaitan dengan problema di hulu dan hilirnya, terutama jaringan drainase yang terputus alias tak tersambung dengan penampung raksasa, yakni sungai yang mengeliling kota ini,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis : Didi G Sanusi

Editor   : Didi G Sanusi

Foto     : Iman Satria

 

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.