Suksesi Tabalong Demokratis, Tapin Masih Abu-Abu

0

MENCUAT sejumlah figur yang akan berlaga dalam pemilihan Bupati-Wakil Bupati Tabalong pada Juni 2018 mendatang, makin menandakan demokrasi di Bumi Sarabakawa ini makin membaik. Dibandingkan tiga daerah lainnya yang menghelat suksesi 2018, seperti Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kabupaten Tapin dan Tanah Laut yang didominasi para pemilik modal.

ANALIS politik dari Jaringan Suara Indonesia (JSI) Dirham Zain mengungkapkan dari bursa bakal calon yang mencuat di deretan para penantang calon petahana Bupati Tabalong Anang Syakhfiani, sangat jelas potensi perlawanan jauh lebih terbuka dan demokratis dibanding suksesi serupa di tiga daerah lainnya.

“Nama penantang Anang Syakhfiani seperti Hj Noor Farida berlatar belakang pengusaha, kemudian Zony Alfianoor (Wakil Bupati Tabalong), serta H Norhasani, membuktikan jika suksesi 2018 di daerah ini seperti pasar bebas. Beda dengan daerah lainnya, seperti Tapin dan Tanah Laut yang seperti sudah terkontrol beberapa pemilik modal,” ucap Dirham Zain kepada jejakrekam.com, Jumat (7/7/2017).

Menurutnya, di samping empat nama itu, diprediksi dalam suksesi Tabalong 2018 akan memunculkan figur-figur baru. Memang diakui Dirham Zain, lembaga surveinya JSI belum melakukan survei awal terhadap nama-nama yang akan bertarung dalam Pilkada 2018 mendatang. “Potensi calon petahana untuk diusung banyak parpol memang sangat terbuka di Tabalong. Tapi, semua itu juga tergantung tiga pondasi dalam pilkada yakni kekuatan finansial untuk dana kampanye dan menggerakkan mesin politik seperti relawan, lalu modal popularitas dan elektabilitas dan terakhir adalah waktu atau tempo,” tuturnya.

Dirham Zain mengungkapkan dari pengalaman Pilkada 2015 dan 2017, sangat kentara kekuatan modal seperti uang lebih mendominasi. Nah, beber dia, dari fakta yang ada justru dana justru paling menentu dalam segala strategi politik yang ada. “Makanya, jika tak ditopang dana, maka semua strategi apapun tak jalan. Meskipun calon itu misalkan tinggi popularitas dan elektabilitasnya,” cetusnya.

Bagaimana dengan suksesi di Hulu Sungai Selatan? Dirham mengakui nama Bupati H Achmad Fikry masih menguat, meskipun ada nama  H Arifin Noor (Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman Provinsi Kalsel) yang akan jadi penantangnya. “Informasinya, dalam bursa calon di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), nama Yazidi Fauzie (kini Ketua Komisi IV DPRD Kalimantan Selatan) memang tengah digadang-gadang. Namun, melihat dari peta pertarungan yang ada, dua kekuatan petahana dan penantang dari kubu Arifin akan lebih menguat,” beber Dirham Zain. Dia pun mengungkapkan suksesi HSS yang memperebutkan kursi orang nomor  1 juga tak lepas dari kekuatan sejumlah pengusaha tambang batubara di belakangnya. “Makanya, Pilkada HSS diprediksi hanya memunculkan dua pasangan calon,” katanya.

Bagaimana dengan Pilkada Tapin dan Tanah Laut? Menurut Dirham, dalam peta politik khususnya parpol-parpol yang ada di Kalimantan Selatan, Kabupaten Tapin memang tak diperhitungkan alias masuk dalam zona grey atau abu-abu. “Bukan rahasia umum lagi, jika di Tapin ini ada poros yang menguasai. Hal serupa juga terjadi di Tanah Laut, dominasi PDI Perjuangan dan jaringan pengusaha tambang sangat kuat di sana dan sangat mempengaruhi peta perpolitikan kabupaten itu,” tuturnya.

Dirham Zain pun mengajak untuk menengok bursa calon yang kebanyakan berlatar belakang dari dunia tambang seperrti H Rahimullah (Ketua DPD Partai Golkar Tanah Laut), lalu Bupati H Bambang Alamsyah yang juga kader PDI Perjuangan serta figur lainnya. “Inilah mengapa saya berpandangan suksesi Tabalong jauh lebih demokratis dibandingkan tiga daerah  yang menggelar pilkada serentak pada Juni 2018 mendatang,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis : Didi G Sanusi

Editor   : Didi G Sanusi

Foto     : Dokumentasi

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.