PUBLIK mungkin lebih mengenal Lenong yang merupakan kesenian teater tradisional lekat dengan budaya Betawi, atau Ketoprak dari Jawa Tengah serta Ludruk dari Jawa Timur. Nah, Kalimantan Selatan pun punya seni pemetasan yang tak kalah dengan seni teater yang masyhur itu, bernama Mamanda.
DEMI menjaga tradisi dan terus menghidupkan seni lakon tradisional ini tetap eksis, Sanggar Seni Bulian Anum di Desa Muara Ninian, Kecamatan Juai, Kabupaten Balangan pun mengarap serius pementasan kesenian Mamanda. Menariknya, para pelakon Mamanda pun bukan lagi didominasi kalangan orangtua, kini anak muda tertarik untuk mempopulerkan tradisi khas Banjar ini.
Ketua Sanggar Bulian Anum Ahmad Juliansyah mengatakan, penampilan perdana ini membuktikan bahwa para anak muda yang belum mengenal kesenian juga mampu memainkan dan melestarikan sandiwara khas rakyat Banjar. “Tentunya, mereka harus diberi kesempatan dan bimbingan. Sebab, di kalangan muda terkadang tak akrab dengan kesenian tradisional, seperti Mamanda. Makanya, kami menggarap kawula muda agar lebih akrab dengan seni tradisi ini,” tutur Achmad Juliansyah kepada jejakrekam.com, Kamis (6/7/2017).
Di tengah tantangan modernitas, anggota UKM Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Kampoeng Seni Boedaja ini pun mengungkapkan kini kawula muda telah menyadari pentingnya melestarikan kesenian daerah sebagai identitas diri sebuah budaya bangsa.
Salah satu pemain Mamanda yang ikut tampil, Reza Hidayatullah pun mengaku bangga dan senang bisa ikut bermain peran dalam epos era Kesultanan Banjar tempo dulu itu. Menurut Reza, rasa bangga itu bukan hanya berasal dari tepuk tangan dan gelak tawa para penonton, namun menjadi bagian dari generaasi yang melestarikan kesenian daerah.“Kami ini pelaku seni pemula. Tentu, kami sangat berharap banyak atas bimbingan dan bantuannya dari pelaku seni lainnya serta pihaknya lainnya,” tandasnya.(jejakrekam)
Penulis : Sugianoor
Editor : Didi G Sanusi
Foto : Sugianoor