Sabtu Ini, Puncak Haul Akbar ke-211 Datu Kelampayan

0

HAUL akbar Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari yang dikenal dengan sebutan Datu Kelampayan yang ke-211 atau bertepatan pada Sabtu, 7 Syawal 1438 Hijriyah/1 Juli 2017 Masehi akan dihelat di berbagai tempat. Namun, puncaknya tepat berada di kawasan makam Datu Kelampayan, tepatnya di Masjid Jami Tuhfaturroghibin, Desa Dalam Pagar Ulu, Kecamatan Martapura Timur pada Sabtu (1/7/2017) pada pukul 09.00 Wita.

SEBELUMNYA, peringatan haul dengan pembacaan manaqih Datu Kelampayan juga digelar di Kubah Kelampayan dengan maulid dan nasyid dari rombangan Ar Raudah Sekumpul Martapura yang dipimpin H Sa’duddin dan H Fahmi pada Kamis (29/6/2017) malam atau malam Jumat. Kemudian, dilanjutkan pada Jumat (30/6/2017) malam atau malam Sabtu dipimpin KH Wildan Salman yang akrab disapa Guru Wildan.

Saat dikunjungi para santri Ponpes Darus Salam Martapura, Guru WIldan Salman pun mengungkapkan bahwa Syekh Muhammad Arsyad Albanjari merupakan sohibul iman, karena banyak kitab-kitab karangan beliau yang menjadi rujukan hingga kini. Bukan hanya di wilayah Kesultanan Banjar (Kalimantan Selatan), namun menyebar hingga ke Asia Tenggara, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Thailand, bahkan hingga ke Timur Tengah.“Bahkan, kitab-kitab karangan Datu Kelampayan ini juga digunakan Abah Guru Sekumpul (Syekh Muhammad Zaini Abdul Ghani) seperti Kitab Sabilal Muhtadin dan beberapa kitab terkenal lainnya,” ucap Guru Wildan, belum lama ini.

Dikutip dari berbagai sumber, Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari dilahirkan dari pasangan suami isteri Abdullah dan Aminah pada malam Kamis 15 Safar 1122 H/19 Maret 1710 M pada pukul 3 subuh di Kampung Lok Gabang. Sewaktu kecil, Muhammad Arsyad bernama Ja’far merupakan anak tertua dari lima bersaudara. Adik-adik beliau adalah Haji Zainal Abidin, Abidin, Diang Panangah dan Normin.

Kemasyhuran Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari yang merupakan ulama fiqih mazhab Syafii, berkat karya-karya beliau. Kitab yang monumental adalah Kitab Sabilal Muhtadin lit-tafaqquh fi amriddin yang artinya dalam terjemahan bebas adalah “Jalan bagi orang-orang yang mendapat petunjuk untuk mendalami urusan-urusan agama”. Syekh Muhammad Arsyad telah menulis untuk keperluan pengajaran serta pendidikan, beberapa kitab serta risalah lainnya.

Yakni, Kitab Ushuluddin yang biasa disebut Kitab Sifat Duapuluh, Kitab Tuhfatur Rhogibin yakni kitab yang membahas soal-soal itikad serta perbuatan yang sesat. Kemudian, Kitab Nuqtatul Ajlan yaitu kitab tentang wanita serta tertib suami-isteri, serta Kitabul Fara-idl membahas hukum pembagian warisan.

Dari beberapa risalahnya dan beberapa pelajaran penting yang langsung diajarkannya, oleh murid-muridnya kemudian dihimpun dan menjadi semacam Kitab Hukum Syarat, yaitu tentang syarat syahadat, sembahyang, bersuci, puasa dan yang berhubungan dengan itu, dan untuk mana biasa disebut Kitab Parukunan. Sedangkan mengenai bidang Tasawuf, ia juga menuliskan pikiran-pikirannya dalam Kitab Kanzul-Makrifah.(jejakrekam)

Penulis : Sirajuddin/Berbagai Sumber

Editor   : Didi G Sanusi

Foto     : As-Sakandary Blog

 

 

Pencarian populer:https://jejakrekam com/2017/06/30/sabtu-ini-puncak-haul-akbar-ke-211-datu-kelampayan/

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.