Kembali Fitrah, Sebuah Renungan di Hari Suci

0

SETIAP lebaran tiba, maka kata yang paling sering kita dengar dan ucapkan adalah doa agar kita kembali kepada fitrah atau fitri. Kata fitrah atau fitri bisa diartikan sebagai secara harfiah adalah suci. Jadi, menguntai doa kembali fitrah bisa dimaknai sebagai kembali  pada kesucian.

TENTU hal ini memang sangat tepat. Tetapi, ada hal yang juga menarik dari kata kembali suci ini. Bahkan, mungkin menarik untuk kita cermati dalam rangka untuk mendapatkan makna yang lebih mendalam lagi. Mungkin tepatnya kita memang perlu lanjutkan memaknai kata kembali suci tersebut. Kita bisa munculkan pertanyaan menarik  dalam diri kita terkait aspek kembali fitrah atau kembali suci itu.

Lantas kembali suci dari hal apa saja? Suci seperti apakah yang dimaksudkan dari hal kembali suci tersebut? Sebab, Idul Fitri 1 Syawal merupakan hari yang ditunggu umat Islam ketika sudah selesai menjalankan kewajiban ibadah puasa 1 bulan penuh di bulan Ramadhan.

Bila kita bicara fitrah, maka tentu salah satunya kita harus ingat fitrah kita tatkala diciptakan Allah SWT.  Sebab, Tuhan Sejagat Ala mini selalu katakan dalam kitab suci Alqur’an bahwa manusia berasal dari dari air yang hina, kadang dikatakan dari segumpal darah atau bisa juga dari tanah. Akan tetapi makna yang dimaksud oleh Allah SWT tersebut adalah bahwa sesungguhnya manusia harus paham bahwa fitrah dia adalah lemah, papa dan bahkan hina. Dan hakikat yang bisa kita tarik dari makna ini adalah mengingatkan janganlah manusia itu menjadi sombong, jangan merasa paling hebat, merasa paling pandai, merasa paling kuat, dan paling kaya atau yang lainnya.

Nah, kembali fitrah dalam hal ini adalah menyadarkan kita manusia untuk mengakui bahwa kita ini lemah, hina dan papa. Janganlah kita sombong, jangan kita merasa paling hebat, merasa paling pintar, paling kaya ataupun merasa paling kuat dan segala bentuk keakuan diri. Dengan kembali fitrah artinya kita mengakui bahwa kita ini lemah dan hanya seorang hamba yang tidak mampu apa apa. Kembali fitrah justru membuat musnahnya rasa kesombongan, hilang rasa keangkuhan, hilang rasa ego, hilang rasa kepintaran, hilang rasa paling kuat dan paling kaya. Ya, kembali fitrah membuat kita tawadhu, membuat kita rendah hati, membuat kita sederhana, membuat kita selalu merasa paling hina, membuat kita merasa paling bodoh, merasa paling lemah, merasa bahwa kita tidak punya apa-apa. Karena semuanya milik Allah, Sang Maha Raja di atas jaga semesta ini. Bila kita sudah mencapai kedudukan seperti ini, maka artinya penerapan makna kembali fitrah telahlah kita rengkuh dan jalankan. Kita telah berhasil kembali fitrah. Dan, inilah yang dinamakan kemenangan di Idul Fitri.

Bila bicara fitrah dalam sisi lain, kita juga bisa mengacu kepada sebab musabab manusia diciptakan oleh Rabb-nya. Alasan penciptaan kita manusia bisa diacu pada firman Allah SWT yang berbunyi  “Tidak kuciptakan jin dan manusia kecuali hanya utk beribadah atau beriman kepada-Ku”. Kembali ke fitrah, di sini bisa diartikan bahwa ita kembali kepada dasar tujuan pembentukan manusia. Tujuannya, hanya beribadah / beriman kepada Allah SWT adalah fitrah dasar manusia. Dalam hal ini artinya bila kita kembali ke fitrah, maka kondisinya adalah bila kita telah terformat ulang sesuai tujuan penciptaan tersebut. Tujuan diciptakan hanya ibadah / beriman kepada Allah, sehingga dalam hal ini untuk membuktikan kita telah kembali fitrah adalah bila sikap perilaku hidup kita kembali berada dalam bingkai beribadah / beriman kepada Allah.

Dus, inilah makna kembali fitrah. Dan setelah Ramadhan dan Idul Fitri maka kembali fitrah adalah kita semakin meningkatkan keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah SWT. Bila hal ini dilakukan artinya kita telah kembali fitrah.  Kembali ke tujuan Allah dalam menciptakan manusia., yakni  “Tidak Kuciptakan jin dan manusia kecuali hanya untuk  beribadah/beriman kepada-Ku” Kembali ke fitrah artinya kembali ke asal kita yang suci. Kita semakin memperkuat keimanan dan ibadah kita kepada-Nya.
Ingatlah, Ramadhan adalah bulan puncak perjuangan dan bersuci dari dosa. Idul Fitri / Syawal adalah bulan kebahagian meraih kemenangan dan kesucian. Adapun bulan setelahnya adalah waktu yang diisi dengan perjuangan untuk pengabdian dan peningkatan ibadah kita kepada-Nya. Wallahuualambisawab.(jejakrekam)

Penulis : H Subhan Syarief

Foto      : Muslim Greeting

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.