Wadai Ipau, Kudapan Khas Arab Sentuhan Melayu

0

KULINER bernuansa khas Arab ini cukup sulit ditemukan jika tidak di bulan Ramadhan. Ya jajanan tersebut adalah kue ipau. Kudapan ringan yang dipadu guyuran santan ini cukup banyak ditemukan di Pasar Wadai Ramadhan yang ada di Jalan RE Martadinata, atau tepatnya depan Balai Kota Banjarmasin. 

MAKANYA tak aneh lagi jika para penjual kue Ipau atau Petah Asia ini akan banyak diserbu para pembeli setiap bulan Ramadhan tiba. Kuliner pembuka puasa bernuasa jazirah Arab ini, ternyata merupakan modifikasi dari warga keturunan Arab yang ada di Banjarmasin. Sebab, di negeri asalnya di Timur Tengah, tak akan dijumpai kue basah berlapis-lapis ini.

“Di Banjar, banyak yang bisa bikin kue Ipau ini. Adanya musiman tiap bulan puasa saja. Makanan ini tak ada di Arab (Timur Tengah, red),” kata Hj Shofiah Thalib salah satu penjual Arabian Food kepada jejakrekam.com, di Pasar Wadai Ramadhan Jalan RE Martadinata atau Siring Balai Kota Banjarmasin, Kamis (8/6/2017).

Ia mengatakan, wadai Ipau ini perpaduan antara Arab dan Melayu. Sebab, para pembuat Ipau adalah keturunan Arab. Memang menurut Shofiah, di Pontianak, Kalimantan Barat juga ada kue sejenis dengan nama yang berbeda Gedang Busuk.

“Kami sudah sepuluhan tahun lebih bikin kue ipau. Turun temurun belajar cara membuatnya. Untuk bikin makanan itu bahannya campuran. Dari daging, kentang, wortel sayur dan lain-lain,” ucap warga Kampung Arab di Jalan Antasan Kecil Barat ini. Menurut dia, selama Ramadhan, mampu membuat ipau antara 40 sampai 50 loyang setiap hari. “Harga satu loyang tergantung ukuran. Ada yang Rp 50 ribu sampai Rp 80 ribu,” katanya.(jejakrekam)

Penulis : Wan Marley

Editor   : Fahriza

Foto      : Didi G Sanusi

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.