Walikota Ibnu Sina pun Menimba Ilmu ke Surabaya

0

BERTANDANG ke Surabaya untuk mengikuti upacara Hari Jadi Kota Surabaya ke-742, Walikota Banjarmasin Ibnu Sina memanfaatkannya untuk menimba ilmu lebih mendalam dari sosok Tri Rismaharani.

PERBINCANGAN antar dua walikota di kota besar di Indonesia ini terjadi hangat dan padat. Ibnu Sina pun menceritakan banyak pengalaman berharga yang bisa diserap dari sosok Walikota Surabaya yang memimpin kota berpenduduk 3,5 juta jiwa itu.

Mantan Ketua DPW PKS Kalsel ini menggoreskan catatan dari pesan Walikota Surabaya itu pentingnya menjaga keamanan kota. “Bu Risma berpesan jangan terpengaruh tampilan command center. Ya, sebuah jejeran CCTV yang dipasang di ruang Walikota Surabaya itu. Terpenting adalah menjamin keamanan kota,” tutur Ibnu Sina bercerita kepada jejakrekam.com, hasil lawatan ke Surabaya, Kamis (1/6/2017).

Dari keterangan Walikota Risma itu tergambar rasio antara satu polisi melayani 3.000 yang sangat tak memadai. “Dulu Surabaya ini sangat tidak aman, tapi sekarang Surabaya masuk dalam 10 besar kota teraman di dunia,” kata Ibnu Sina.

Hal yang cukup maju di Surabaya adalah pengelolaan e-budgenting denga baik. Ibnu Sina mengungkapkan ternyata di Surabaya itu jauh berbeda dengan Jakarta yang memiliki anggaran yang luar biasa dengan luas wilayah setengah dari Jakarta. “Nah, APBD Surabaya itu hanya 1/10 dari Jakarta. Namun, kunci kesejahteraan PNS dan alokasi pembangunan adalah efesiensi. Di Surabaya itu, ada 35 ribu lansia dan anak panti setiap hari diberi makan gratis,” ucap Ibnu Sina.

Masih menurut dia, di Surabaya juga para lurah dengan senang hati mendampingi pasien gratis dengan fasilitas ambulance gratis 24 jam karena gaji yang sangat memadai, lebih tinggi dari Jakarta. “Semua itu menurut Ibu Risma terwujud karena efisiensi anggaran yang dikembalikan untuk masyarakat dan kesejahteraan PNS. Bahkan, Sillicon Valley dan Intel pun mau belajar ke Surabaya. Ini dikarenakan, credit rating Surabaya sama dengan Singapura,” kata Ibnu Sina.

Kelebihan dari Surabaya di mata Ibnu Sina adalah memanfaatkan ITC untuk memantau setiap sudut kota serta sistem transportasi yang harus bisa dikendalikan. “Alokasi anggaran dan realisasinya bisa dipantau melalui gadget (iPad). Termasuk, hal-hal detail seperti penggunaan bahan bakar minyak (BBM) bisa dilihat kapan saja,” ucap mantan anggota DPRD Kalsel ini.

Pesan Risma yang juga jebolan ITS Surabaya kepada Ibnu Sina adalah ketika mendapat bantuan CSR dari pihak ketiga, terkhusus perusahaan yang beroperasi di Banjarmasin lebih baik memiliki barang dibandingkan uang, karena lebih mudah mempertanggungjawabkannya. “Hal ini juga untuk menghindari kecurigaan dalam penggunaannya. Jadi, banyak hal yang bermanfaat dari lawatan ke Surabaya dan bisa nantinya diterapkan di Banjarmasin,” imbuh Ibnu Sina.(jejakrekam)

Penulis : Asyikin

Editor   : Didi G Sanusi

Foto     : Dok.Walikota Banjarmasin

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.