Tugu Soekarno Pemersatu Bumi Tambun Bungai

0

TUGU Soekarno di  Jalan S Parman Palangkaraya menjadi saksi bisu masyarakat Bumi Pancasila, Kalimatan Tengah dalam menyuarakan satu komitmen sampai kapanpun NKRI harga mati. Momentum tersebut dalam rangka memperingati Hari Lahirnya Pancasila 1 Juni.

PEMBACAAN deklarasi oleh Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kalimantan Tengah, Fairid Noparin,  diikuti seluruh yang hadir sambil bergandengan tangan satu sama lain, membuktikan masyarakat Kalteng tidak akan dapat terpecahbelah oleh siapapun juga dan dengan cara apapun. Adapun salah satu poin deklarasi adalah masyarakat Kalteng akan senantiasa menjunjung tinggi Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Kapolda Kalimantan Tengah, Brigjen Polisi Anang Revandoko, yang merupakan inisiator pelaksanaan tersebut, dengan suara lantang memimpin yel yel hari lahir Pancasila,  Bumi Tambun Bungai, saya Indonesia, yang dijawab Bumi Pancasila, saya Pancasila, semakin menambah menggebunya semangat masyarakat Kalteng. Mereka bertekad  untuk tetap bersatu padu dalam keberagaman dengan falsafah Huma Betang.

Kapolda mengingatkan agar sebagai bangsa Indonesia harus waspada terhadap segala bentuk pemahaman dan gerakan yang tidak sejalan dengan Pancasila. Namun Kalteng yang memiliki filosofi Huma Betang, diyakini dapat menangkal hal tersebut. Bahkan tidak berlebihan rasanya, jika Kalteng dapat menjadi contoh dan pembelajaran bagi daerah lain, yang senantiasa menjaga kerukunan, persatuan dan kesatuan di dalam keberagaman suku, ras dan agama.

“1 Juni  2017 pertama kalinya bersama-sama seluruh masyarakat Kalteng memperingati hari lahirnya pemersatu bangsa yaitu Pancasila. Jadi ketika belajar kebangsaan dan persatuan, bisa Belajar di Kalteng dengan filosofi Huma Betang,”ujar jenderal bintang satu ini.

Sementara itu, Wakil Gubernur Habib Said Ismail, memberi apresiasi kepada Kapolda Kalteng atas gagasan yang sangat luar biasa, di bulam penuh barokah, yang diyakininya dapat lebih mempersatukan seluruh masyarakat Kalteng “Bagaimana kita melihat ternyata perbedaan bukanlah sumber masalah tetapi untuk melengkapi,”ucapnya.(jejakrekam)

Penulis :  Tiva Rianthy
Editor   :  Didi G Sanusi
Foto      : Tiva Rianthy

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.