Harga Karet Kembali Terjung Payung

0

HARGA karet terus melorot. Jika sebelumnya tergerek hingga Rp 12 ribu per kilogram, kini para petani karet di Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalimantan Tengah terpaksa harus kembali gigit jari.

TERJUNG payungnya harga karet hingga ke level Rp 5 ribu per kilogram, disebabkan curah hujan tinggi, sehingga para petani karet kesulitan menyadap di areal perkebunannya. “Kejadian menurunnya harga karet ini benar-benar pengalaman pahit bagi kami. Harga karet secara drastis dari harga sebelumnya,” kata Tedy Sambas, seorang petani karet di Muara Teweh kepada jejakrekam.com, Minggu (20/5/2017).

Ia mengaku beberapa bulan yang lalu, harga karet sempat mengalami  kenaikan, sehingga penghasilan para petani karet sempat meningkat, terlebih lagi saat itu masa pendaftaran anak sekolah. “Sekarang, hampir dipastikan penghasilan akan menurun lagi dengan turunnya harga beli karet. Coba bayangkan, hasil sadapan hanya 10 kilogram per hari dikali harga sekarang, maka hasilnya hanya cukup, dan harus mengirit biaya hidup,” ucap Tedy.

Pemilik kebun karet di wilayah Desa Jambu, Kecamatan Teweh Baru, Hartani pun mengakui di kala musim hujan, maka produktivitas sadapan karet akan terus menurun. “Karena tak ada pekerjaan lain, ya dari hasil menyadap karet ini cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari” ucap Hartani.

Ia mengungkapkan saat musim hujan seperti sekarang, terpaksa aktivitas sadapan karet dihentikan. “Kami menunda menyadap karet karena harganya terus menurun. Kami sebetulnya pasrah, semoga ada upaya dari pemerintah daerah untuk mengatasi masalah harga yang tak stabil ini,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis  : Syarbani

Editor    : Didi G Sanusi

Foto       : Hasan Antara

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.