Pollux Habibie Operasi 53 Penderita Katarak di Kalteng

0

SEBANYAK 53 penderita katarak yang merupakan  keluarga tidak mampu, bisa bernafas lega. Ini lantaran melalui Pollux Habibie International melalui Pollux Habibie Vision, menggelar operasi katarak gratis di Klinik Tambun Bungai Palangkaraya, Jumat (12/5/2017).

“SEBENARNYA 100 orang yang mendaftar, tetapi setelah dilakukan screening, hanya 53 saja yang memenuhi syarat dan bisa dilakukan operasi gratis. Palangkaraya menjadi daerah ke-4 setelah Banten, Batam, dan Jawa Barat,”kata Ketua pelaksana program Corporate Social Responsibility (CSR), Saraswati Chazanah kepada wartawan di Palangkaraya.

Dijelaskannya, kegiatan tersebut merupakan wujud dari program CSR sepuluh ribu mata, sebuah program bantuan kesehatan yang bekerjasama dengan klinik mata dr Hasri Ainun Habibie dan Persatuan Dokter Spesialis Mata Indonesia (Perdami). Operasi katarak menjadi pilihan program Corporate Social Responsibility (CSR) karena di Indonesia angka penderita katarak tinggi di Indonesia, menduduki peringkat pertama di Asia Tenggara.

Selain itu, beber dia, yang melatarbelakangi operasi katarak gratis itu, karena katarak menjadi penyebab kebutaan tertinggi di Indonesia. Berdasarkan riset kesehatan dasar 2013, setiap tahunnya ada 1.000 penderita katarak baru atau 0,1 persen setiap tahun.

Saraswati menegaskan walaupun gratis, namun operasi tidak dilakukan asal-asalan, tetapi dilakukan dengan teknik operasi katarak paling mutakhir, melalui metode operasi phacoemultifikasi dengan memanfaatkan getaran ultrasonic. Operasi tersebut sangat cepat, tanpa harus menjalani rawat inap. Tanpa memerlukan jahitan dan hanya memakan waktu operasi sekitar 20-30 menit.

Sementara itu, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kalimantan Tengah, dr Mikko Uriamapas Ludjen sangat menyambut baik kegiatan yang dilakukan Pollux Habibie International tersebut terhadap kaum tidak mampu.

Dokter Spesialis Kandungan RS Doris Sylvanus ini berharap ke depan, operasi katarak gratis ini, dapat berlangsung secara berkesinambungan, sehingga dapat membantu penderita katarak dari kaum dhuafa.Pasalnya untuk biaya operasi, menelan biaya tidak sedikit. Hal inilah yang membuat penderita katarak, dari warga  tidak mampu hanya bisa pasrah. Contohnya, penderita katarak dari Sampit, Kabupaten Kotawaringin Timur mengaku sangat terbantu dengan adanya program CSR tersebut. Apalagi operasi yang dilakukan menggunakan metode canggih.(jejakrekam)

Penulis  : Tiva Rianthy
Editor    : Didi G Sanusi
Foto       : Tiva Rianthy

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.