Dulu Obat Panu, Kini Daun Gelenggang Datangkan Rupiah

0

PENGOBATAN herbal dipilih nenek moyang kita, ketika sentuhan peralatan dan pengobatan modern belum merata. Ya, keterbatasan sarana dan prasarana, termasuk tenaga medis dari dokter, perawat hingga menteri kesehatan yang biasanya hadir di perkampungan. Tak mengherankan, ramuan tradisional yang diambil dari alam menjadi pilihan.

TAK mengherankan, terkadang kita seakan lupa bahwa banyak tanaman yang justru berkhasiat bagi tubuh kita. Ya, seperti daun gelenggang yang bernama latin cassia alata atau senna alata. Dulu, daun yang tumbuh liar di kebun, tanah yang terurus hingga hutan ini dipercaya sebagai obat penyakit kulit seperti panu, kurap dan sebagainya. Pepohonan yang termasuk tanaman perdu ini biasanya pokok pohon gelenggang mencapai 6 hingga 25 kaki. Tanaman liar ini memiliki bunga berwarna kuning yang menyerupai lilin sebelum bunganya berkembang. Bahkan, pohon gelenggang ini pula tumbuhnya tidak cerewet dan mudah tumbuh di jenis tanah apapun.

Saat ini, ternyata daun gelenggang memiliki nilai ekonomis. Tak mengherankan, jika kini bisa kita temui ada beberapa orang yang berprofesi sebagai pencari daun obat ini. Seperti Rahmat, misalkan. Warga Banjarmasin ini mengaku sudah lama mencari daun gelenggang untuk dijual ke pengumpul dan pabrik pembuatan obat-obatan herbal dan sabun yang ada di Landasan Ulin, Kota Banjarbaru. “Tiap hari dari beberapa kebun atau lahan yang ditumbuhi pohon gelenggang, saya bisa mendapatkan satu pikul. Untuk per kilo dihargai Rp 1.600,” kata Rahmad kepada jejakrekam.com, Senin (8/5/2017).

Ia mengaku tak tahu persis apa khasiat daun gelenggang. Namun, selama ini pohon yang dianggap tumbuh liar dan terkadang dibabat habis, ketika membuka lahan itu ternyata bernilai ekonomis. “Dari mencari pohon gelenggang ini, saya bisa menyekolahkan tiga orang anak. Ya, cukuplah untuk membiayai hidup rumah tangga,” ujar warga Jalan Kelayan Banjarmasin ini.

Menurutnya, dari informasi para pengumpul dan pabrik pengolahan di Banjarbaru, daun-duan gelenggang segar dan kering itu ternyata dikirim ke Pulau Jawa untuk diolah kembali menjadi bahan obat-obatan herbal serta bahan minuman lainnya yang berkhasiat bagi tubuh. “Itu saja yang saya tahu. Makanya, saya akhirnya terdorong untuk mencari pohon gelenggang untuk dipetik daunnya dan dijual kepada pabrik yang ada di Banjarbaru,” kata Rahmad, sembari menyiapkan sepeda motor untuk mengangkut puluhan kilo daun gelenggang.

Dikutip dari situs Herba dan Tumbuhan, daun gelenggang ini ternyata sangat mujarab untuk penyakit kulit seperti kurap dan panu, karena cukup dilumatkan tanpa air kemudian dicampur sedikit minyak, dilumurkan pada kulit yang terserang kurap dan panu. Bahkan, daun gelenggang juga bisa dijadikan penawar sakit dari sengatan serangga.

Kemudian, dua gelenggang juga bisa dinikmati layaknya teh. Dengan menyeduh duannya yang direbuh, memiliki khasiat bagi kebugaran tubuh. Begitupula, akar gelenggang juga bisa mengatasi penyakit dalam rahim (uterus), bahkan di Amerika Serikat dijadikan obat malaria, cancing, serta pembengkakan pada saluran pernafasan. Bahkan, daun rebusan gelenggang yang dijadikan minuman teh herbal ini dipercaya bisa melancarkan air seni (diuretic), menurukan kolesterol darah serta menjadi pembersih perut. Ini sebagian kecil dari khasiat daun gelenggang, tanaman liar yang kini bernilai rupiah serta berkhasiat bagi bagi tubuh manusia.(jejakrekam)

Penulis  : Asyikin

Editor    : Didi G Sanusi

Foto      : The Fancy Flora

 

Pencarian populer:mirip gelenggang,Tanaman liar untuk obat panu atau kapur

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.