Buat Surat Terbuka, Zuriat Sultan Pontianak Kecam Gubernur Kalbar

0

PERNYATAAN Gubernur Kalimantan Barat Cornelis yang diunggah dalam video dan viral di media sosial (medsos), saat berpidato di acara Gawai Dayak di Kabupaten Landak, beberapa waktu lalu, bukan hanya diprotes Persatuan Orang Melayu (POM) Kalimantan Barat.

HAL ini disebabkan dalam pidato itu, Cornelis tak takut disebut provokator dan berdiri di barisan paling depan untuk menghadang Ketua Umum FPI, Habib Rizieq dan Tengku Zulkarnaen yang akan datang ke Kalimantan Barat.

Nah, dalam pernyataan terbuka yang dibuat Zainal Akli dengan lengkap menyebut zuriat keturunannya, mengutuk keras pernyataan Gubernur Kalbar itu. Zainal Akli mencatat bahwa dirinya adalah keturunan dari HM Rustam bin HA Zarkasi bin KH Mansyur (Pembakal Kuin/Anjir/Kapus) bin KH M Juni bin Pangeran M Sa’ad bin Pangeran M Said (Sultan Hidayatullah Pontianak) bin Sri Sultan Muhammad Seman (Raja Banjar ke-19) yang berkedudukan di Puruk Cahu, Kalimantan Tengah.

Zainal Akli mengingatkan agar Gubernur Kalbar Cornelis harus mengetahui sejarah puak Dayak tertua yang ada di Kalimantan Selatan dan Tengah. “Zuriat Dayak yang ada di Kalselteng sejak dulu cinta damai dan cinta ulama. Sebab, Raja kami yang pertama memeluk Islam adalah Sri Sultan Suriansyah alias Pangeran Ragabuana yang menyebarkan Islam ke seluruh Borneo (Kalimantan), termasuk Serawak dan Sabah, Malaysia,” tulis Zainal Akli.

Ia menegaskan bahwa Raja Banjar pertama adalah seorang ulama, dan saat itu jalinan silaturahmi antara Sultan Suriansyah dengan tokoh-tokoh Dayak sangat harmonis dan kokoh. “Jadi, banyak panglima-panglima perang dan pengawal pribadi Kesultanan Banjar itu adalah berasal dari tokoh Dayak. Mereka kebanyakan adalah warga Dayak yang telah memeluk Islam,” tulisnya lagi.

Zainal Akli menyebut seperti Panglima Burung yang menguasai matra udara, Panglima Kumbang di darat, Panglima Angsa yang menjadi komandan pasukan di air (sungai dan laut), serta Panglima Halalang (kilat). “Banyak lagi tokoh-tokoh Dayak yang selalu berada di belakang Kesultanan Banajr dalam menjaga keamanan Kalimantan. Tidak tahukah Anda, hai Cornelis? Jangan-jangan Anda tidak hapal nama-nama panglima, tetap mengaku Dayak,” cetusnya.

Ia mengajak agar Cornelis menanyakan sejarah kepada tokoh-tokoh atau kepala adat Dayak di Kalimantan, khususnya sejarah Dayak yang ada di Kalimantan. “Jika tidak bisa bercerita, berarti Anda bukan Dayak asli,” kata Zainal dalam surat terbukanya.

Ia menekankan agar Gubernur Kalbar sebagai seorang pejabat publik yang ada di Pulau Kalimantan tidak membuat suasana daerah tak kondusif hingga memicu ‘perang saudara’ antar anak Kalimantan. “Saya pesan agar Gubernur Kalbar Cornelis menghentikan provokasinya,” tandas Zainal Akli.(jejakrekam)

Penulis  : Didi G Sanusi

Editor    : Didi G Sanusi

Foto      :  Jendela Kalbar

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.