Dari Trotoar Jalan Bisa Menghasilkan Uang Rp 2 Juta per Bulan

0

TAK ada rotan, akar pun jadi. Kerja keras Jumbri (45 tahun) warga Jalan Kelayan A, Kecamatan Banjarmasin Selatan hanya bermodal keuletan dan tahan banting, karena harus sering berhadapan dengan terik mentari, justru dari sini dapat meraih rezeki yang lumayan.

DENGAN berjualan aneka tanaman hias serta bunga-bunga yang jadi hiasan, seperti kembang kertas, kembang dolar, bunga beringin putih dan lainnya, Jumbri pun berhasil mengais rupiah dari para pembeli.

Bedanya, jika banyak pengusaha lebih memilih tempat yang permanen seperti kios khusus menjual aneka tanaman hias, namun Jumbri tertarik untuk memajang barang dagangannya di atas troatoar. Ya, setiap kali orang melintas tentu akan menikmati keindahan troator yang dipenuhi bunga warna-warni. Lokasi berjualan yang dipilih Jumbri, justru persin di depan kawasan tempat pembuangan akhir (TPA), Jalan Gubernur Subarjo atau Lingkar Selatan, Banjarmasin Selatan.

“Saya berjualan kembang hias ini sudah lebih dari 15 tahun. Dulu, saya pernah memanfaatkan pekarangan orang, tapi sekarang lebih menjanjikan berjualan di trotoar. Sebab, banyak orang yang lewat dan tertarik bisa langsung membeli,” ujar Jumbri kepada jejakrekam.com, Sabtu (6/5/2017).

Ia ingin trotoar bisa menjadi indah, karena kawasan Jalan Lingkar Selatan yang merupakan ‘jalan tol’ di Banjarmasin itu biasanya dipenuhi angkutan berbadan jumbo dengan memacu kecepatan tinggi. Namun, Jumbri mengaku dengan berjualan di atas trotoar justru lebih memudahkan akses bagi calon pembeli. “Banyak tanaman atau pohon yang ditanam pemerintah kota, tapi banyak pula yang mati. Ya, semua ini akibat kurang dirawat,” kata Jumbri.

Tak mengherankan, tanaman hias dan aneka bunga yang dijual Jumbri bak oase di tengah teriknya kawasan Jalan Lingkar Selatan yang dikenal berdebu dan jarang ditumbuhi pepohonan di samping kanan kirinya.

Meski hanya tamatan sekolah dasar (SD), toh Jumbri tak putus arang. Ia mengaku belajar secara otodidak cara efektif dan tepat memelihara tanaman hias, baik dari alam maupun dari buku-buku. “Sekarang ada 3.000 bibit tanaman hias yang saya jual. Kalau laku seluruhnya, ya bisa menghasilkan uang Rp 2 juta per bulan. Saya memang tak mematok harga berdasar jenis tanaman hias dari termurah Rp 15 ribu hingga termahal Rp 1,5 juta per pohon,” ucap Jumbri.

Ia mengingatkan untuk pemeliharaan tanaman hias memang harus telaten. Menurutnya, saat musim hujan, tanaman jangan terlalu disiram karena jika kelebihan kadar air justru mempercepat batangnya busuk dan akhirnya mati.  “Namun, kalau musim kemarau harus disiram dua kali sehari, pagi dan sore,” katanya.

Jumbri mengakui bibit yang mencapai 3 ribu di atas media tanam yang dilapisi polybag  juga didatangkan dari Banjarbaru, Pasar Kertak Hanyar serta tempat lainnya. “Alhamdulillah, dari berjualan tanaman hias ini, saya bisa bisa menghidupi anak dan istri,” katanya. Ia pun berharap pemerintah kota tidak menggusur usahanya yang memanfaatkan trotoar, karena menjadi ladang rezeki serta memberi warna berbeda di kawasan Jalan Lingkar Selatan yang dikenal ‘tandus’ itu.(jejakrekam)

Penulis  : Asyikin

Editor    : Didi G Sanusi

Foto       : Asyikin

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.