Istiqamah dalam Berjuang, KH Idham Chalid Teladan bagi Politisi Muslim

1

MENELUSURI jejak langkah Pahlawan Nasional, KH Dr Idham Chalid dihelat Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Hulu Sungai Utara di Aula Agung Lantai II Pemkab HSU, Amuntai, Kamis (4/5/2017).  Para narasumber yang berkompeten pun dihadirkan untuk mengupas jejak rekam sang Ketua Umum PBNU serta pendiri Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu.

SEJARAWAN sekaligus tokoh agama HSU, KH Amir Husin Zamzam, anggota FPPP DPR RI H Syaifullah Tamliha,  putra KH Idham Chalid yang juga mantan Bupati HSU Aunul Hadi,  seorang pengusaha sukses asal Amuntai H Sufian (H Iyan Wahyu) hingga Bupati HSU, H Abdul Wahid HK turut menjadi narasumber.  Dialog yang bertajuk kebangsaan ini juga dihadiri para pejabat Pemkab HSU, dosen dan pelajar se-Kabupaten HSU.

Kenangan pun langsung disuarakan Abdul Wahid. Bupati HSU ini mengaku masih ingat ketika masih menjadi santri di Pondok Pesantren Rasyidiyah Khalidiyah (Rakha) Amuntai yang didirikan KH Idham Chalid.

“Makanya, saya bersyukur bisa mengenal tokoh nasional, bahkan menjadi tokoh Islam internasional. Tak ada salahnya, jika kita mencontoh apa yang telah dilakukan beliau. Sebagai sosok orangtua,  beliau selalu merangkul generasi muda dan mengayominya. Bila salah, beliau tak segan menegur layaknya orangtua kepada anak-anaknya,” beber Wahid.

Sementara itu, dalam testimoninya, HM Aunul Hadi mengakui sosok sang ayah itu mungkin dikenal bagi kalangan yang sudah berusia 60 tahun ke atas, terkecuali keluarga dan keluarga dekat. “Banyak yang mengira ayah saya itu pendiri ormas Islam NU. Ya, mungkin karena beliau menjabat Ketua Umum PBNU selama 6 periode atau 26 tahun. Sesuatu yang paling diingat beliau adalah tidak pernah marah kepada orang lain,” tutur putra KH Idham Chalid ini.

Mantan Bupati HSU ini mengungkapkan amalan KH Idham Chalid adalah Dalail Khairat yang merupakan kitab berisi shalawat kepada Nabi Muhammad SAW yang ditulis Muhammad bin Sulaiman al Jazuli, ke mana saja saat ada kesempatan.  ” Baik di rumah, di mobil,  dan tempat lainnya. Sebab, Dalail Khairat ini lengkap, kalau orang punya hajat, mau kaya atau jadi pejabat, ya rajinlah membaca kitab Dalail Khairat ini,” pesan Aunul Hadi.

Sedangkan di mata sejarawan HSU, KH Amir Husin Zamzam mengungkapkan kesantunan dalam bersikap selalu menjadi hal dihormati orang lain, termasuk musuhnya kepada sosok KH Idham Chalid. “Beliau adalah tokoh yang lengkap pengalamannya di semua lembaga negara,” ujar Amir Husin.

Bahkan, menurut dia, banyak posisi atau jabatan penting di lembaga negara serta ormas Islam seperti NU paling lama di usia muda dan tak pernah ada gejolak. “Setahun beliau wafat, sudah diberi gelar pahlawan nasional, dikenal sebagai tokoh NU dan sebagai politisi yang andal,” ucapnya.

Hingga kini, menurut Amir, demi mengenang jasa tokoh besar asal Kalsel ini di Kabupaten HSU banyak nama KH Idham Chalid diabadikan seperti Jalan Palampitan-Alabio, Gedung Ponpes Rakha, serta kantor Gubernur Kalsel di Banjarbaru menjadi buktinya. “Bayangkan saja, orang yang memusuhi beliau, malah dibalas dengan senyuman, hingga diberi hadiah,” kata Amir.

Selama berkiprah di ormas Islam hingga negara, KH Idham Chalid tak pernah menyombongkan jasa-jasanya. Bahkan, Presiden Soeharto ketika itu sering meminta nasihat kepada KH Idham Chalid selama 31 tahun memerintah di Republik Indonesia, ketika pimpinan MPR RI dan Dewan Pertimbangan Agung (DPA). “Beliau juga merupakan pejuang yang mampu menyisihkan PKI dalam kancah politik agar tak berkuasa lagi, tentu saja tentu politik santun dan merangkul,” tandas Amir.

Sedangkan, anggota Komisi I DPR RI, Syaifullah Tamliha justru melihat dari sisi politik mengenai keteguhan politik yang dipegang KH Idham Chalid. Menurut Syaifullah, saat KH Idham Chalid menolak PKI, hingga terus digeser namun posisi beliau tetap bertahan. “Beliau juga pernah diminta Soeharto menjadi Wakil Presiden RI. Namun, beliau menolak dengan halus,” cetusnya.

Untuk itu, Wakil Ketua FPPP DPR RI ini mengatakan sosok KH Idham Chalid bisa menjadi contoh bagi generasi muda, karena keistiqamahannya dalam berjuang. “Buktinya, beliau tak mengambil jabatan wakil presiden, demi menyemalatkan lembaga partai. Nah, cara politik beliau ini sangat luar biasa dan patut dicontoh. Apalagi, KH Idham Chalid dikenal sebagai sosok politisi yang cerdas karena mampu menguasai lima bahasa yakni  Bahasa Arab, Inggris, Jepang, Belanda dan Prancis,” katanya.

Syaifullah pun mengaku terinspirasi dengan cara KH Idham Chalid dalam berpolitik seperti menjadi sosok yang jangan sampai bisa diukur orang lain, jangan sampai dihobongi orang lain, serta strategi politik lainnya. “Saya berpesan agar kegiatan semacam ini bisa dilanjutkan dengan bedah buku KH Idham Chalid, agar generasi muda tahu sosok perjuangan beliau. Jadi, saya tekankan bahwa politik itu permainan, jika ingin terjun ke dunia politik, maka terjunlah jangan setengah hati,” imbuhnya.(jejakrekam)

 

 

 

 

 

Penulis M Yusuf
Editor Didi G Sanusi
1 Komentar
  1. ryo berkata

    Aunul hadi idham chalid cocok menjadi ketum ppp

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.