Peringati Hardiknas, 40 Siswa Kalteng Uji Keahlian Panjat Tebing

0

PERINGATAN Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), 40 siswa berasal dari kabupaten dan kota di Provinsi Kalimantan Tengah akan unjuk keahlian dalam kejuaraan panjat tebing terbuka yang digagas Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Palangkaraya dengan menggandeng Dinas Pendidikan Kota Palangkaraya, berlangsung sejak 28-30 April 2017 di kawasan Stadion Tuah Pahoe Palangkaraya.

“USIA peserta maksimal pada tahun ini 18 tahun. Ajang ini juga sekaligus untuk menjaring atlet Pekan Olahraga Pelajar Nasional tahun ini,”kata Sekretaris Umum Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kalteng, Dodi Eduardo Sitanggang, didampingi ketua panitia, Jumarta, di Palangkaraya, Selasa (25/4/2017).

Ajang yang rencananya akan dibuka Walikota HM Riban Satia atau Wakil Walikota Mofit Saptono Subagio guna memperebutkan piala bergilir Kepala Dinas Pendidikan Kota Palangkaraya dan tiga piala tetap, ditambah uang pembinaan.

Materi lomba dalam kejuaraan ini yakni lead perorangan putera dan putri. Namun jika peserta usia 15-18 tahun mencapai 8 orang, akan diperlombakan sesuai kategori usia sehingga dipisahkan dengan usia 14 tahun ke bawah. Jika tidak maka akan digabung saja.

Menurut Dodi Eduardo, alasan mengapa hanya lead syang dipertandingkan karena saat ini fasilitas yang tersedia cuma lead saja. Kendati demikian, lead merupakan “ibu” dari semua kelas panjat tebing.

Dijelaskannya, untuk pelaksanaan Popnas XIV di Jawa Tengah, FPTI Kalteng,sudah menerima surat pemberitahuan dari FPTI pusat, agar dapat mengikuti ajang tingkat nasional ini. Kuota yang diberikan sebanyak 10 orang, masing-masing 5 untuk putra dan putri. Tetapi  dari 8 kelas yang dilombakan, Kalteng hanya mengikuti dua kelas  yakni lead dan bolder putra dan putri perorangan. Sebab, atlet yang akan dikirim disesuaikan dengan jumlah kuota yang diberikan, terkendala masalah dana, sehingga hanya akan mengirim peraih juara I, II dan III saja.

Diakui Dodi Eduardo, kendati atlet-atlet panjat dinding asal Bumi Tambun Bungai, masih belum diperhitungkan di kancah nasional, tetapi untuk ajang regional bisa bersaing, bahkan terkadang dapat mengungguli.  “Jika saja atlet sering mengikuti pertandingan ke luar daerah, tak mustahil dapat menyaingi dan mulai diperhitungkan di kancah nasional. Namun lantaran terkendala minimnya anggaran, tidak semua kejuaraan bisa diikuti,” tuturnya. (jejakrekam)

Penulis  : Tiva Rianthy

Editor    : Didi G Sanusi

Foto       : Dodi Eduardo

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.