Sisa Lahan Pembebasan Bandara Syamsudin Noor Belum Serah Terima

0

PENGGARAPAN proyek paket II pengembangan Bandara Syamsudin Noor di Banjarbaru senilai Rp 900 miliar, belum terlihat ke arah fisik. Saat ini, penyedia jasa konstraktor PT Nusa Konstruksi Enjiniring (NKE) Tbk, belum menerima secara legal maupun administrasi lahan yang sudah dieksekusi Pengadilan Negeri (PN) Banjarbaru pada Rabu (19/4/2017) lalu.

SAAT ini, pekerjaan yang bisa digarap perusahaan yang dulu bernama PT Duta Graha Indah, beralamat di Jakarta ini hanya sebatas persiapan seperti survei, pengukuran tofograpi dan pengujian tanah.

Hal ini diakui General Manager (GM) Bandara Syamsudin Noor PT Angkasa Pura I, Handy Heryudhitiawan. Menurutnya, saat ini secara legal lahan yang telah dibebaskan PN Banjarbaru tersebut belum diserahkan kepada pihak proyek. “Untuk status lahan sudah clear dan clean,” jelas Handy kepada jejakrekam.com, di Banjarbaru,  Senin (24/4/2017).

Ia menjelaskan proses serah terima dengan pihak proyek belum dapat dilaksanakan. Sebab, hasil eksekusi lahan masih dalam proses administrasi di PN Banjarbaru, sehingga persoalan lahan tidak serta merta bisa diserahkan langsung kepada penyedia jasa konstruksi.”Yang hasil dari eksekusi masih kami agendakan dengan proyek untuk diserah terimakan. Secara legal, kami juga masih menunggu BA (berkas acara) dari PN Banjarbaru atas lahan eksekusi tersebut,” tuturnya.

Disinggung kapan diperkirakan agenda serah terima tersebut, menurut Handy, pihaknya terus melakukan komunikasi dengan semua pihak, bik pihak proyek maupun PN Banjarbaru. “Masih kami koordinasikan. Tapi yang sekarang proyek sudah berjalan,” ujarnya.

Sementara itu, Pimpinan Proyek Pengambangan Bandara Syamsudin Noor, Taochid Purnomo Hadi menyatakan hal yang sama. Ia menyebut pekerjaan awal saat ini sudah dilaksanakan akan. “Memang secara adiministrasi iya belum diserah teriakan, tapi di lapangan kita sudah kerja,” utaranya.

Seperti diketahui, pekerjaan pertama yang masuk dalam pengembangan Bandara ini adalah untuk tahap II dengan nilai Rp 900 miliar dari total Rp 2,3 triliun. Ada 3 bagian yang dilaksanakan pada paket II tersebut. Pertama, pembuatan infrastruktur, seperti jalan peralatan pelayanan darat (ground support equipment/GSE), jalan service, jalan lingkungan dan jalan akses. Kedua, pembuatan bangunan penunjang, seperti kargo dan EMPU, airport service building, gedung PKP-PK, masjid/mushola, security office, gedung ACS, workshop, administration building dan klinik.

Kemudian, gedung meteorologi, trafo dan chiller, incenerator, power house, trafo penunjang, pos satpam, GWT dan ruang pompa, STP, gardu listrik, EOC Building, gerbang tol, shelter bus dan taksi. Ketiga, pembuatan tempat parkir atau apron pesawat, sehingga luas apron menjadi 125.412 meter persegi dari sebelumnya luas apron yang ada sebesar 80.412 meter persergi. Rencananya, pekerjaan konstruksi paket II ini selesai Agustus 2018.(jejakrekam)

Penulis   : Wan Marley

Editor     :  Didi G Sanusi

Foto        :  Rasyid Nasar

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.