Ojek Pangkalan Ingin Bersaing Sehat dengan Ojek Online

0

INGAT sinetron bergenre drama komedi, Tukang Ojek Pengkolan (TOP) yang tayang di layar kaca? Setidaknya kondisi kekinian itu yang dirasakan para pengojek pangkalan di tengah serbuan ojek online beraplikasi android atau sejenisnya tengah menyerbu Kota Banjarmasin. Dengan aplikasi yang terkoneksi jaringan GPS, Gojek atau sejenisnya kini menjadi pilihan moda transportasi bagi warga kota.

BEBERAPA tukang ojek yang mangkal di pangkalan seperti di depan Gang 34, Jalan Teluk Tiram, Kecamatan Banjarmasin dan kawasan Pasar Sudimampir Raya 1, benar-benar merasakan persaingan usaha untuk mengais rezeki semakin sulit, dengan hadirnya ojek online tersebut.

“Sekarang dengan hanya mengunduh aplikasi Gojek dan lainnya, cukup Rp 20 ribu, warga bisa dilayani jemput antar oleh pengojek online. Memang, kondisi semacam ini bisa mengancam keberadaan kami,” ujar H Syahrani, seorang pengojek yang mangkal di kawasan Pasar Sudimampir Banjarmasin kepada jejakrekam.com, Rabu (19/4/2017).

Meski begitu, H Syahrani mengaku tak perlu risau dengan kondisi itu. Sebab, menurut dia, untuk soal rezeki sudah ada yang mengaturnya. “Yang penting bisa bersaing sehat, dan kami selalu menjaga kesehatan. Sebab, jadi tukang ojek ini juga dibutuhkan fisik yang prima. Kami juga tak pernah buruk sangka dengan mereka,” ujar Syahrani, yang juga sering mangkal di depan Gang 34 Jalan Teluk Tiram Banjarmasin ini.

Sementara itu, Riswan yang sehari-hari bekerja sebagai perawat di RSUD dr Ansari Saleh Banjarmasin mengaku lebih memilih ojek online untuk moda transportasi dari rumahnya di Jalan Teluk Tiram ke rumah sakit plat merah yang ada di Jalan Brigjen H Hasan Basry tersebut. “Kalau tukang ojek sudah dikenal biasanya tarifnya hanya Rp 20 ribu. Tapi, kalau pengojek baru kenal, biasanya tarifnya sampai Rp 25 ribu. Beda dengan ojek online, cukup bayar Rp 15 ribu, dijemput di rumah dan sampai ke tujuan hanya dengan menggunakan aplikasi yang ada di handphone,” ucap Riswan.

Ia mengakui tarif yang dipatok Gojek lebih murah dibandingkan ojek pengkolan. “Sebagai pengguna, tentu kami ingin pelayanan yang terbaik dengan harga murah. Saya hanya menyarankan agar bersaing secara sehat, karena semua tergantung keinginan pengguna,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis   : Sirajuddin

Editor     : Didi G Sanusi

Foto        : Sirajuddin

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.