Sering Datangkan Alsintan, Mahasiswa Uniska Ditantang Bikin Sendiri

0

TANTANGAN berat harus dihadapi jebolan Universitas Islam Kalimantan (Uniska) Syekh Muhammad Arsyad Albanjary (MAB). Sebab, hingga kini, Kalimantan Selatan masih menjadi pasar besar alat mesin pertanian (alsintan), yang tentunya untuk mendatangkan membutuhkan dana yang tak sedikit.

TINGGINYA harga alsintan itu tentu saja berpengaruh terhadap harga jual hasil pertanian Kalimantan Selatan, sehingga ke depan dibutuhkan terobosan untuk membuat sendiri peralatan mesin pertanian lokal.

Tantangan ini disuarakan Rektor Uniska MAB, Dr H Mustatul Anwar, saat yudisium Fakultas Teknik di Graha Abdi Persada, Banjarmasin, Senin (17/4/2017). Ia mengatakan para mahasiswa Uniska, terutama yang menyandang titel sarjana teknik bisa membantu pembangunan di daerah. Salah satunya adalah dengan pembuatan alsintan. Menurutnya, dengan ilmu yang dimiliki bisa menerapkan teknologi untuk pertanian di Kalsel.

“Alat pertanian buatan daerah sangat kurang sekali. Malah punya kita di Kalsel contohnya buatan di Alabio bukan main bagusnya, itu bagus sekali, sekarang masih baik. Nah, ini perlu dikembangkan. Bagaimana misalnya Uniska punya itu,’’ ucapnya.

Memang, menurut Mustatul, semua itu memerlukan biaya, sehingga para mahasiswa yang masih kuliah atau yang sudah lulus bisa mengkoordinasikan dengan pemerintah daerah. Ia meyakini pemerintah daerah akan membantu.

“Terus misalnya mahasiswa kita bisa membuatkan alat untuk merontokkan atau memanen padi. Di alat itu bisa memutar sendri, bisa lebih cepat bisa distel, jadi silahkan. Dari pertanian apa saja yang diperlukan silahkan buat. Atau, misalnya kita datangkan traktor, bagaimana cukup membeli mesinnya saja, sedangkan traktornya dirakit di sini. Ini bisa dijadikan pilot project bahkan bisa jadi usaha kelompok,’’ tuturnya.

Menyikapi harapan itu, Dekan Fakultas Teknik Uniska MAB, Budi Artadi menyatakan sangat siap. Bahkan, beber dia, dalam waktu dekat pihaknya akan melakukan studi banding ke Surabaya Jawa Timur persisnya Blitar.

“Terkait harapan Pak Rektor, kita akan ada mobil perontok padi. Rencananya, di Kalsel bukan petani yang mengantar ke gudang, tapi alatnya yang menjemput bola atau mobile, berpindah-pindah. Nah mahasiswa kita arahkan dalam pembentukan alat perontok padi dan pemisah gabah. Saat ini yang kita jalankan dalam peralatan di bidang energi terbarukan,’’ bebernya.

Di sisi lain, Sandy Fitrian Noor, salah satu mahasiswa yang lulus menyambut baik keinginan membentuk peralatan pertanian tersebut. Ia mengakui sangat mendukung hal tersebut. “Rencana ada mau usulkan sama Pak Gubernur, kerjasamakan Uniska untuk ke depan agar pertanian menjadi lebih baik,’’ kata putra Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor ini.(jejakrekam)

Penulis   : Wan Marley

Editor     : Didi G Sanusi

Foto       :  Wan Marley

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.