Ritual Sakral Bagunung Perak Dayak Ma’anyan Memukau Wisatawan

0

BUDAYA yang diwariskan dari generasi ke generasi tetap dijaga komunitas masyarakat adat Dayak Ma’anyan di Kabupaten Tabalong, Provinsi Kalimantan Selatan. Adat perkawinan Bagunung Perak yang disuguhkan Dayak Ma’anyan di Desa Warukin, benar-benar menyedot perhatian para wisatawan yang datang ke desa itu, Sabtu (8/4/2017).

RITUAL sakral yang dihelat di halaman Balai Adat Dayak Ma’anyan Desa Warukin, dipadati masyarakat setempat, hingga menjadi magnet bagi warga luar Kabupaten Tabalong. Salah seorang wisatawan asal Gorontalo, Yayan mengaku sengaja datang ke Kabupaten Tabalong untuk menyaksikan langsung ritual perkawinan adat Bagunung Perak khas Dayak Ma’anyan.

“Saya dulu pernah tinggal di Kabupaten Tabalong. Jadi, sedikit tidaknya saya mengetahui sedikit budaya Dayak Ma’anyan yang memiliki adat yang khas saat mengawinkan anak,” ujar Yayan kepada jejakrekam.com.

Ia mengaku datang ke Tanjung untuk menghadiri acara keluarga besar. Begitu mendapat informasi ada atraksi adat digelar warga Dayak Ma’anyan, Yayan langsung menyempatkan diri untuk menyaksikan langsung ritual sakral tersebut.

“Sebelumnya, budaya perkawinan Bagunung Perak ini tak pernah diangkat ke permukaan. Nah, begitu dipertontonkan ke publik, ini merupakan kesempatan langka dan sayang kalau ditinggalkan,” ucap Yayan.

Penilaian Yayan itu diakuri Dedy Unjang. Kepala Desa Warukin ini mengakui adat perkawinan Bagunung Perak memang sangat jarang digelar masyarakatnya. “Ritual ini memang tak bisa digelar sembarangan orang. Ya, hanya keturunan bangsawan atau orang terhomat yang boleh mengawinkan anaknya dengan ritual adat ini,” ucap Dedy Unjang.

Jika bukan dari golongan ‘kasta tingi’, Dedy Unjang mengatakan masyarakat biasa yang menghelat tradisi Bagunung Perak bisa tertimpa musibah. “Kami menggelar adat Bagunung Perak ini juga hanya pelaksanaan biasa, bukan yang sebenarnya. Sebab, saat ini, memang tidak ada keturunan bangsawan atau orang terhormat yang akan mengawinkan anaknya,” tutur Dedy Unjang.

Ia mengungkapkan ritual Bagunung Perak ini merupakan rangkaian dari gelar budaya Dayak Ma’anyan yang dihelat pada 6-8 April 2017. “Sebagai puncak dari gelaran budaya, ya kami suguhkan ritual perkawinan adat Bagunung Perak yang merupakan tradisi sakral warga Dayak Ma’anyan,” imbuh Dedy Unjang

Gelaran budaya Dayak Ma’anyan ini disambut hangat Bupati Tabalong H Anang Syakhfiani. Ia malah berharap agar gelaran budaya Dayak Ma’anyan ini bisa menjadi even tahunan. “Pemkab Tabalong melalui Dinas Pariwista akan menjadikan gelar budaya Dayak Ma’anyan ini sebagai evan tahunan. Kami akan menganggarkan dana untuk pelaksanaan gelar budaya lokal ini,” kata Anang Syakhfiani.

Dengan dukungan dari pemerintah daerah, Anang Syakhfiani berharap budaya Dayak Ma’anyan yang dipusatkan di Balai Adat Desa Warukin, benar-benar terjaga. “Untuk pembangunan balai adat sendiri dibantu langsung Pemprov Kalsel. Saya hanya mengingatkan agar warga Dayak Ma’anyan khususnya bisa menjaga kesatuan dan kekompakkan, sehingga Desa Warukin bisa diwujudkan menjadi desa wisata di Tabalong, lebih cepat lagi,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis   : Herry

Editor     : Didi G Sanusi

Foto        : Herry

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.