Kalimantan Butuh Lembaga Sertifikasi Profesi yang Dipusatkan di Banjarmasin

1

PULAU Kalimantan, khususnya Kalimantan Selatan merupakan pulau yang tergolong kaya akan sumber alam (SDA). Bahkan, di dunia jasa konstruksi di Kalimantan Selatan sebetulnya masih bisa ditingkatkan dan sangat potensial untuk terus tumbuh dan berkembang.

DENGAN mengadopsi budaya luhur yang ada di Kalimantan, khususnya Kalimantan Selatan yang sangat kental nilai religi, tentu pola pembinaan jasa konstruksi bisa melalui pendekatan kekeluargaan, silaturahmi dan kasih sayang serta keikhlasan serta berkelanjutan secara bertahap.

“Dengan tiga kiat pendekatan itu, saya melihat potensi untuk terus berkembang dan menjangkau seluruh masyarakat jasa konstruksi jauh lebih baik bahkan lebih menyenangkan lagi,” ujar Kepala Balai Jasa Konstruksi Wilayah V Banjarmasin, DR Samsul Bakeri, SIP, ST, MSi kepada jejakrekam.com di Banjarmasin, Sabtu (8/4/2017).

Walau belum genap setahun, Samsul mengungkapkan banyak hal yang diperbuat untuk Kalimantan Selatan seperti turut memfasilitasi terbentuknya pengurus LPJKP seluruh Kalimantan termasuk Kalimantan Selatan, terbentuknya Paguyuban Tukang Konstruksi di Kalimantan Selatan, lalu sosialisasi tentang Pelatihan dan Sertifikasi dengan  MOBIL MTU, di Kabupaten Batola, Kandangan (Kabupaten Hulu Sungai Selatan) dan Kota Banjarmasin.

“Begitupula, uji sertifikasi di proyek-proyek strategis secara serempak untuk 1.550 orang di Bandara Supadio di Pontianak (Kalimantan Barat) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ansari Saleh Banjarmasin, Kabupaten Pulang Pisau Kalteng dan Jalan Tol Km 20 Balikpapan dan Samarinda, Kalimantan Timur, juga telah kami lakukan,” tutur mantan Kepala Balai Pelatihan Konstruksi Surabaya ini.

Ia mengungkapkan Balai Jasa Konstruksi Wilayah V Banjarmasin ini mengatakan sertifikasi di daerah perbatasan proyek-proyek BUMN, jalan di Arau, dan pembangunan Gedung Lintas Batas Entikong-Khucing, Serawak, Malaysia juga telah dilakukan pihaknya. “Jujur saja, kendala yang dihadapi untuk pengembangan jasa konstruksi di Pulau Kalimantan karena akses jalan darat yang belum terkoneksi di seluruh Pulau Kalimantan,” ujarnya.

Agar Pulau Kalimantan yang berbatasan langsung dengan Malaysia dan Brunei Darussalam, Samsul mengatakan perlu penyimbangan lewat program pembinaan jasa konstruksi yang perlu dilakukan ke depan seperti  membuat roadmap pembinaan jasa konstruksi se-Kalimantan, penguatan lembaga sertifikasi profesi (LSP) Satu Kalimantan, cukup dipusatkan di Banjarmasin atau paling banyak dua tempat.

“Kemudian, membuat lembaga pelatihan swasta bidang jasa konstruksi yang mendukung program pembangunan di Kalimantan, agar tidak banyak dikirim dari luar pulau. Kemudian, perlu bimbingan teknis untuk peningkatan kaspitas sumber daya manusia (SDM) bagi tim pembina jasa konstruksi (TPJK), serta sumber daya manusia konstruksi,” ujar Samsul.

Ia juga menyarankan agar perlu digalakkan lomba pekerja konstruksi se-Kalimantan serta forum TPJK se-Borneo yang dihadiri para gubernur se-Kalimantan, sebagai wujud kepedulian daerah terhadap maju dan berkembangnya dunia konstruksi di daerah.(jejakrekam)

Penulis   : Didi G Sanusi

Foto       : Dokumentasi LPJK Kalsel

 

1 Komentar
  1. Wardoyo Baja berkata

    Selamat malam Bapak, saya beserta rekan rekan yg mengikuti uji sertifikasi di proyek Bandara Supadio menunggu informasi lebih lanjut Pak, Terima kasih

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.