Ricuh Dialog Mahasiswa, Rektorat UPR Beri Keterangan ke Kapolres Palangkaraya

0

PASCA ricuhnya dialog antara petinggi Rektorat Universitas Palangkaraya (UPR)  dengan sejumlah mahasiswa tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Minggu (2/4/2017). Hal itu membuat Wakil Rektor Bidang Kerjasama Universitas Palangkaraya, Danes Jayanegara harus, menghadap Kapolres Palangkaraya AKPB Lili Warly untuk menjelaskan duduk persoalan yang terjadi sebenarnya.

SEBELUM bertolak ke Polres Palangkaraya, Senin (3/4/2017), Danes Jayanegara bersedia diwawancarai sejumlah awak media, yang telah menunggunya di lobi utama Rektorat.”Saya ke sana untuk memberikan keterangan kronologis yang terjadi sebenarnya serta informasi yang lebih berimbang atas pemberitaan-pemberitaan ataupun tuntutan mahasiswa kemarin, “kata Danes.

Memang, kata dia, tidak ada yang salah dengan tuntutan mahasiswa yang menghendaki agar fasilitas pendidikan jauh lebih memadai. Tapi, menurut Danes, sebaiknya disampaikan melalui Senat Rektorat maupun Satuan Pengawasan Internal (SPI) di UPR. “Tidak bisa serta merta begitu saja, karena keterbatasan anggaran yang dimiliki, lantaran UPR merupakan satuan kerja, di mana anggaran berasal dari APBN,” ucapnya.

Namun, lanjut Danes,  pihak universitas tetap akan mengakomodir tuntutan mahasiswa, bahkan Rektor UPR Prof DR Ferdinand MS, telah menginstruksikan agar keinginan BEM untuk bertemu kepala program studi dan jurusan bisa difasilitasi.

Danes menjelaskan, pertemuan tersebut tak hanya dihadiri BEM tetapi juga Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), yang justru para aktivis UKM tidak suka dengan sikap BEM yang arogan dan mau menang sendiri. Bentrok antara sekuriti dan mahasiswa,terjadi lantaran saat pertemuan, berusaha bergerak mendekati Rektor Prof DR Ferdinand MS, sehingga pihak keamanan berupaya melakukan pengamanan agar mahasiswa tidak dapat mendekat.

“Cuma karena saat itu situasi sedang panas dan terjadidorong mendorong. Tapi setelah itu kita redakan dan dapat dibubarkan. Pemukulan memang ada di video tapi tidak terlihat jelas,”ujar Danes.

Ia menyarankan jika memang terjadi pemukulan oleh salah satu satpam Rektorat UPR, hendaknya ditempuh dengan jalan mediasi, kendati sudah ada laporan dari mahasiswa ke kepolisian. Danes juga sangat menyayangkan sikap mahasiswa yang ikut pertemuan sudah datang dengan gaya petantang-petenteng seolah mau mengajak perang. Bahkan, dengan wajah yang ditutupi masker.

“Setiap pimpinan memberikan paparan, belum selesai sudah berdiri bertanya. Kita mau baik-baik memaparkan masalah anggaran secara detail, tetapi ditolak. Ya, seolah-olah pembenaran pada BEM saja,” ucapnya.(jejakrekam)

Penulis  :  Tiva Rianthy
Editor    :  Didi G Sanusi
Foto       :  Tiva Rianthy

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.