Jirus Jitu Menjadi Wartawan yang Baik ala Najwa Shihab

0

NAJWA Shihab, salah satu jurnalis senior di Indonesia yang kini menjadi Duta Baca sekaligus Duta Pustaka Bergerak oleh Perpustakaan Nasional Republik Indonesia tahun 2016-2020 hadir di Universitas Lambung Mangkurat dalam acara Dies Natalis Himakom (Himpunan Mahasiswa Ilmu Komunikasi) FISIP Unlam, Kamis (30/3/2017).

DIHADIRI sekitar 1.500 mahasiswa, acara talk show ringan bersama guest star yang ditunggu-tunggu ini berlangsung meriah, apalagi dengan diadakannya book signing dan foto bersama Najwa Shihab di akhir acara.

Nana, begitu panggilan akrabnya, telah malang melintang di dunia jurnalistik pertelevisian sejak tahun 2000. Lulusan Fakultas Hukum Universitas Indonesia ini mengaku sama sekali tidak pernah berencana ingin menjadi wartawan, ia berpikir basic-nya sebagai sarjana hukum akan mengantarnya menjadi seorang pengacara atau jaksa. Hingga pada akhir semester perkuliahan, ia melihat iklan magang di salah satu majalah ternama Indonesia, dan akhirnya memutuskan untuk mencoba mendaftar menjadi jurnalis televisi selama tiga bulan di stasiun tv swasta.

Sejak saat itu, seluruh rencana hidup yang awalnya ingin berkiprah di dunia hukum langsung berubah. Ia telah jatuh cinta pada jurnalistik. Menurutnya, pekerjaan yang paling menantang dan menggairahkan di republik kita saat ini adalah wartawan. “Tidak ada pekerjaan yang lebih menantang daripada itu. Bukan suatu hal yang mudah karena kita harus mencari berita, memeriksa fakta, dan menyampaikannya ke publik,” ungkap Nana.

Tantangan semua wartawan adalah bagaimana cara memilah yang hanya berisik dan tidak penting dengan yang suaranya benar-benar harus didengar. Bukan hanya cerita tentang orang-orang elit republik, tetapi juga tentang orang-orang kecil yang terpinggirkan. “Tantangan wartawan saat ini adalah membedakan mana voice dan mana noise,” ujarnya.

Kunci menurut Nana, adalah bagaimana kita memberikan sudut pandang terhadap suatu peristiwa, sehingga topik yang dipilih akan membuat penonton atau pembaca mendapatkan hal yang baru. Bukan hanya sekadar membuat tontonan atau bacaan, tetapi juga tuntunan.

Tujuh belas tahun menjadi wartawan membuat Najwa Shihab bertemu dengan banyak orang dalam berbagai situasi, mulai dari pejabat tinggi sampai rakyat biasa. Namun baginya bertemu dengan orang-orang kecil yang memiliki semangat luar biasa dan determinasi hebat untuk mendapat keadilan, lebih mengesankan dibanding bertemu dengan para pejabat tinggi.

Salah satu adagium yang ia pelajari saat menjadi mahasiswa Fakultas Hukum yaitu “never ask a question you do not know the answer to,” jangan pernah menanyakan hal yang kamu tidak tahu jawabannya, menjadi jurus andalan seorang Najwa Shihab hingga saat ini. Ia mengaku selalu membawa prinsip itu dengan siapa pun ia melakukan wawancara.

Baginya wartawan yang baik pasti melakukan riset mendalam, memerkirakan jawaban atas pertanyaan yang dibuat, dan harus tahu latar belakang narasumber dan rekam jejak isunya, serta memastikan bahwa apa yang narasumber katakan tidak mengelabui publik. Wartawan tidak boleh takut menanyakan apapun yang perlu diketahui publik, agar ruang yang diberikan tidak dimanfaatkan untuk hal-hal yang hanya berguna untuk kepentingannya atau golongannya. Apa yang narasumber katakan sadar atau tidak akan berpengaruh pada hal terkait, bukan hanya jangka pendek, tetapi juga jangka panjang.(jejakrekam)

Penulis : Ahmad Husaini/LPM Kinday ULM

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.