Patut Angkat Topi, Tari Manasai Massal Catat Rekor Dunia MURI

0

BUNDARAN Besar Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah, Jumat (31/3/2017) menjadi saksi sejarah dicatatnya Tari Manasai yang dibawakan 79.243 orang. Atraksi seni tradisional khas Dayak ini akhirnya dicatat dalam rekor dunia Museum Rekor Indonesia (MURI).

PEMECAHAN Rekor MURI itu, merupakan puncak rangkaian HUT Korem Panju Panjung Kalimantan Tengah ke 43 tahun, yang jatuh pada 23 Maret 2017 digelar serentak di seluruh kabupaten dengan masing-masing 5 ribu penari.

Danrem 102/Panju Panjung, Kolonel Arm M Naudi Nurdika yang merupakan inisiator tari Manasai massal ini menjelaskan upaya menjaga keberagaman budaya dan melestarikan kearifan lokal di Kalimantan Tengah, menjadi alasan mendasar pemecahan Rekor MURI untuk kategori Tari Manasai. “Kita lihat saja tadi, dari sekian banyak masyarakat yang hadir, saya yakin berasal dari berbagai macam suku dan agama dengan tujuan yang sama yakni Menari Manasai,” kata Naudi usai kegiatan kepada sejumlah awak media.

Terpenting, beber dia, bukan hanya mencapai target Rekor MURI saja, tetapi makna yang paling utama adalah kebersamaan dalam bingkai semangat persatuan dan kesatuan. Apalagi dirinya bukanlah merupakan orang asli Kalimantan Tengah, sehingga tetap akan menjunjung tinggi “di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung”. Tapi, hal  ini juga berlaku bagi pendatang lainnya. “Kalau saat ini di Jakarta adanya rencana aksi 313, maka di Kalteng kita kemas dengan kegiatan lain yakni mengangkat budaya lokal,”ucapnya.

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Tengah, Guntur Talajan mengakui di samping memberikan apresiasi tinggi atas gagasan pemecahan Rekor MURI itu, juga dirinya merasa terharu. “Ini adalah momentum yang sangat berharga untuk Kalteng dalam bidang kebudayaan dan pariwisata. Ini catatan sejarah bagi Kalteng bisa lebih maju lagi mengangkat budaya lokal,”ujarnya.

Rektor IAIN Palangkaraya, Ibnu Elmi AS Pellu, menilai dengan adanya pelaksanaan tersebut akan lebih mendekatkan seluruh elemen masyarakat. Selain itu, atraksi massal yang melibatkan seluruh komponen itu merupakan sarana edukasi yang sangat baik, agar masyarakat tidak meninggalkan budaya lokal di tengah kemajuan teknologi dan moderinisasi.

Senior Manager Museum Rekor Dunia Indonesia J Ngadri mengaku takjub. Ia menegaskan MURI telah mencatat sebuah tarian daerah yang dilakukan serentak di Kalteng, karena hal ini, belum pernah terjadi di Indonesia.

“Dengan jumlah 79.243 orang dan penari terbanyak, merupakan sebuah rekor baru dan rekor dunia di lokasi terbanyak dan oleh penari yang terbanyak. Salah satu faktor penilaian yang diberikan yakni dari skala, ketika skala nasional maka diberikan rekor nasional, ketika menggunakan skala dunia, maka diberikan dengan rekor dunia,”imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis :  Tiva Rianthy
Editor   :  Didi G Sanusi
Foto     :  Tiva

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.