BPK Swasta Pribumi, Barisan Relawan Pemadam Kebakaran Pertama di Banjarmasin

0

JIWA kemanusian ditanamkan tokoh pers Kalimantan Selatan, H Djok Mentaya (almarhum). Bukan hanya mendirikan Banjarmasin Post yang kini menjadi koran terbesar di Kalimantan Selatan, ternyata Djok Mentaya juga membidani lahirnya Barisan Pemadam Kebakaran (BPK) Swasta Pribumi yang kiprahnya sangat besar dalam aksi sosial dan kemanusiaan.

PARA wartawan senior di zamannya pun ditarik Djok Mentaya untuk bergerak di misi kemanusiaan dan mengomandoi para relawan BPK Swasta Pribumi. Tercatat, warga dari Sinar Harapan dan Suara Pembuaran H Soegian Noor dan Mugeni serta Lasmi, warga Media Masyarakat yang merupakan cikal bakal Banjarmasin Post turut bergabung. Sebagai bendahara BPK Swasta Pribumi ditunjuk H Taufik yang merupakan seorang pedagang besar di Pasar Ujung Murung di organisasi kemasyarakatan yang berdiri pada 9 Oktober 1973 silam itu.

“Musibah kebakaran yang begitu tinggi intensitasnya di Banjarmasin memicu para wartawan dan pedagang itu membangun BPK Swasta Pribumi. Organisasi ini memang kerja sosial, artinya setiap warga Banjarmasin tertimpa musibah kebakaran dan lainnya, maka BPK Swasta Pribumi langsung terjun,” ujar Abdul Barkati yang turut menjadi anggota BPK Swasta Pribumi di era awal pembentukannya ini mengenang memori lama itu kepada jejakrekam.com, Sabtu (25/3/2017).

Ia mengakui kiprah Djok Mentaya selaku Ketua Umum BPK Swasta Pribumi sangat besar pengaruhnya, hingga memicu lahirnya barisan relawan pemadam kebakaran di Banjarmasin. Abdul Barkati yang akrab disapa Kai Alus ini mengenang saat musibah kebakaran hanya ada satu armada pemadaman kebakaran milik Pemkodya Banjarmasin yang beroperasi. Tentu saja, ketika api berkobar dan membesar, hanya mengandalkan satu armada pemadaman kebakaran akan lama mengatasi durani si jago merah ‘menari-nari’ menghanguskan bangunan rumah dan lainnya.

“Saya ingat betul pada 1973, ada kebakaran hebat yang menghangustkan banyak rumah di kawasan Pekauman, Kecamatan Banjarmasin Selatan. Dari situ, akhirnya dibangun barisan pemadaman kebakaran swasta untuk membantu tugas armada milik pemerintah kota,” tutur Kai Alus ini.

Agar keberadaan BPK Swasta Pribumi akan kuat, Djok Mentaya juga mengandeng seorang pengusaha lokal H Aini turut menjadi salah satu pendiri. Hingga akhirnya, ada tiga armada pemadaman kebakaran di Banjarmasin. Satu milik Pemkodya Banjarmasin, BPK Swasta Pribumi serta armada serupa yang dibangun warga Tionghoa bernama Tjung Hua Tjung Hui hingga berganti nama menjadi HIPPINDO. “Jadi, waktu itu, hanya ada tiga armada pemadaman kebakaran untuk melayani seluruh wilayah Kota Banjarmasin,” tutur Ahmad Barkati.

Kiprah BPK Swasta Pribumi yang sangat besar itu akhirnya mengesankan Walikotamadya Banjarmasin Kamaruddin, hingga akhirnya pada 16 Agustus 1975 bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Banjarmasin diresmikan secara resmi, dan bermarkas di Jalan Teluk Tiram, Kecamatan Banjarmasin Barat.

“Waktu itu, Walikotamadya Kamaruddin menyarankan agar BPK Swasta Pribumi itu diganti namannya, agar kesannya tak terlalu berbau primordialisme. Namun, para pendiri tetap menolaknya, hingga akhirnya diambil jadi singkatan saja BPK SP dengan memasang semboyan, pantang bulik sebelum pajah (pantang pulang sebelum padam),” ucap Ahmad Barkati.

Berkat kedermawaan H Aini yang merupakan pengusaha sekaligus pedagang besar Pasar Ujung Murung, akhirnya fasilitas BPK SP pun dilengkapi dengan peralatan canggih seperti mesin pompa pemadam kebakaran berkapasitas besar, ditambah trailer mesin mobil DOS 6 silinder, serta mesin rakitan yang berdaya semprot tinggi.

“Hingga sekarang BPK SP ini tetap berkantor di Jalan Teluk Tiram berdampingan dengan Kantor Lurah Telawang. Sampai, BPK SP pun telah memiliki 14 Batalyon (Ton) yang tersebar di lima kecamatan yang ada di Banjarmasin,” kata Barkati.

Menurut dia, BPK SP yang bermetamorfosis menjadi PMK SP juga telah memiliki 20 unit mobil operasional, 13 unit mobil brandweer, ditambah 14 rescue boat. Hingga terus mengepakkan sayap dengan membangun markas baru di Jalan Kertak Baru Ilir, tepatnya berada di belakang Hotel Mentari Banjarmasin.

“Saya mengingatkan agar anggota atau relawan PMK SP benar-benar mengusung rasa kemanusiaan dalam menangani korban bencana kebakaran dan lainnya. Kita harus belajar dari para senior yang rela mendedikasikan hidupnya untuk menolong sesama,” ujar Kai Alus ini lagi.

Walau kini Kai Alus yang sudah berusia 65 tahun ini tak lagi aktif berkiprah pesan moral kemanusiaan harus tetap dijaga. Sekarang, seluruh relawan PMK SP ini diketuai H Amrullah dan dibantu ketua harian, Habib Faisal. “Satu pesan saya adalah terus menjaga kekompakkan dan tetap mengutamakan misi kemanusiaan,” imbuhnya.(jejakrekam)

 

 

Penulis Sirajuddin

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.