Suguhkan Lagu Legenda Iwan Fals, Ingin Tunjukkan Eksistensi Berkebudayaan

2

SENIMAN itu ibarat berdiri di pinggir jurang, hanya kaki-kaki yang kokoh yang mampu bertahan agar tidak jatuh. Perkataan sang filosof Islam Imam Al Ghazali yang bergelar Hujattul Islam dikutip seniman Banjarmasin Husain Raliby Saputera yang akrab disapa Enzen, ketika mengomentari soal desakan agar budaya dan seni yang ada di Kalimantan Selatan segera dilindungi dengan payung hukum berupa peraturan daerah (perda).

MENURUT Enzen, bagi yang sudah mengerti betapa pentingnya berbudaya dan berkesenian agar lebih mudah menjaga dirinya. “Sedangkan, bagi yang tergoda keduniawian bisa gelap mata dan jadi tidak mengerti arti penting berkebudayaan dan berkesenian itu,” ucap Ezen kepada jejakrekam.com, Jumat (24/3/2017).

Sang gitaris yang kini mendalami seni keyboard ini mengatakan seni budaya memang harus bersinergi dengan pilar lainnya. Sebab, menurut Enzen, seni budaya harus mendukung ekonomi atau sebaliknya. Ia mencontohkan saat di Banjarmasin dan daerah lainnya sudah diramaikan dengan hadirnya toko-toko musik serta studio musik menjadi contoh nyata jika berkesenian itu bisa menghasilkan pendapatan secara ekonomi. “Pemerintah daerah seharusnya jeli melihat hal ini, dan bisa mengakomodir semuanya agar berjalan langgeng. Satu hal yang penting adalah mencetak regenerasi sumber daya manusia (SDM) seni biar tak putus mata rantainya. Bukan hanya secara teknikal, spiritual dan attitude dan sebagainya,” tutur Enzen.

Sementara itu, demi membuktikan eksistensinya, para seniman musik akan menghelat Fals Legend di Taman Titik Nol Banjarmasin, depan eks Gubernuran Kalsel di Banjarmasin, Sabtu (24/3/2017) malam. Pertunjukan para seniman pencinta lagu-lagu legendaris Iwan Fals ini dirangkai dalam rangkaian Hari Ulang Tahun (HUT) Bank Kalsel ke-53.

“Kali ini, Fals Legend akan memberi suguhan yang berbeda dengan penampilan sebelumnya. Ya, beberapa lagu yang hits dan abadi seperti Bento, Bongkar, Manusia Setengah Dewa akan dikolaborasi dengan tarian daerah yang dibawakan Forum Apresiasi Seni Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarmasi,” ujar Enzen.

Untuk menghibur para audiens di Taman Siring Titik Nol Banjarmasin di Jalan Jenderal Sudirman ini, Fals Legend yang digawangi Tomy pada gitar dan vokal, Enzen yang memetot keyboard, serta para pemusik yang mencintai lagu-lagu ciptaan Virgiawan Listanto sebagai sebuah kritikan sosial dalam seni musik.(jejakrekam)

Penulis   : Didi GS

Foto        : Dokumen Enzen Banjarmasin

 

2 Komentar
  1. wahyu abr berkata

    Terus berkarya dan jgn berharap

    1. Enzen berkata

      insya allah guru..siapp

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.