Gagal Gandeng Pihak Ketiga, Pasar Handil Bakti Makin Terbengkalai

0

KIAN memprihatinkan dan menyepi. Kondisi Pasar Handil Bakti yang dibangun di era Bupati Bardiansyah Mudjidi (periode 1998-2002), dan kemudian dilanjutkan duet Bupati Batola Eddy Sukarma-Wabup Hatta Mazanie (2002-2007), hingga dua periode kepemimpinan Hasanuddin Murad dengan dua wakil bupati, Sukardhi dan Makmun Kaderi (2007-2017), terbengkalai dan tak berpenghuni.

PADAHAL, dari desain awal Pasar Handil Bakti yang satu kompleks dengan Terminal Induk Handil Bakti itu untuk menghidupkan kawasan yang berada di perbatasan dengan Kota Banjarmasin. Ada ratusan kios yang dibangun, seperti di satu bloks berisi 200 kios, hingga ratusan lapak di bangunan A. Tapi ada daya, Pasar Handil Bakti justru tak mampu menyedot daya tarik para pembeli.

“Saat selesai dibangun dan ditempati para pedagang. Hanya dua tahun, Pasar Handil Bakti ini beroperasi. Setelah itu, ya selama 15 tahun lebih, pasar ini ditinggalkan para pedagang dan sepi seperti sekarang,” ujar Jumrani, penjahit yang menempat kios sendirian di Pasar Induk Handil Bakti saat berbincang dengan jejakrekam.com, Sabtu (11/3/2017).

Menurutnya, sudah hampir empat bupati, Pasar Induk Handil Bakti tak berfungsi lagi. Ia mengaku tak tahu, apakah karena letaknya, padahal dekat dengan Terminal Induk Handil Bakti yang juga turut menyepi. “Dulu, rencana awalnya Pasar dan Terminal Induk Handil Bakti ini satu kawasan berdekatan. Tapi, setelah Terminal Induk Handil Bakti ditaruh di sebelah Jalan Trans Kalimantan, akhirnya banyak para pedagang membuka kios di pinggiran sungai serta di bahu jalan besar,” ucap Jumrani.

Untungnya, beber dia, saat ini akses jalan yang ada di Pasar Induk Handil Bakti itu telah dilewati, setelah ramainya komplek perumahan yang berdiri di belakang kawasan pasar tersebut. “Untungnya lagi, saya bukan menyewa kios ini. Tapi saya telah beli, mungkin saya yang tertinggal sendirian,” ujarnya.

Terbengkalainya Pasar Induk Handil Bakti kini memunculkan wacana untuk diserahkan ke pihak ketiga. Sebab, banyak bangunan kios dan lapak yang rusak parah. “Pernah ada pihak ketiga untuk mengelola Pasar Handil Bakti, tapi setelah melihat kondisinya, sampai sekarang belum ada kabarnya lagi. Namun bagaimanapun akan kita pikirkan semua,” ujar Kepala Bidang Pasar dan Perdagangan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Barito Kuala, Sunirwo.

Agar Pasar Handil Bakti kembali bergairah, Sunirwo mengatakan Pemkab Batola terus melakukan kajian bersama Bappeda Kabupaten Batola.  “Nantinya, Pasar Handil Bakti itu akan dimanfaatkan untuk apa, ya akan diputuskan lewat kajian dan musyawarah di Bappeda Batola,” ucapnya.

Ia mengaku ada rencana Pemkab Batola untuk menghidupkan pasar-pasar tradisional yang ada di setiap kecamatan serta merevitalisasi bangunan pasar tradisional. Sunirwo mengungkapkan pada 2017, rencana revitalisasi pasar tradisional dengan membangun los pasar terdapat di Kecamatan Anjir Pasar dan Pasar Tradisional Tanipah di Kecamatan Mandastana bersumber dari dana alokasi khusus (DAK). “ Sedangkan, untuk menata Pasar Baru Marabahan gara-gara diabaikan sistem zonase, akhirnya banyak kios dan toko yang tutup. Ya, akibat para pedagang kurang laku,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis  : Didi GS/Agung

Foto      : Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.