Pesona Wisata Saujana Desa Kapul di Festival Dayak Meratus

0

SELAMA tiga hari sejak Jumat (3/3/2017) hingga Minggu (5/3/2017), Desa Kapul di Kecamatan Halong, Kabupaten Balangan, benar-benar memancarkan kilaunya. Festival Pesona Dayak Meratus III di lereng perbukitan Pegunungan Meratus memberi warna atas eksistensi kebudayaan adat etnis pribumi yang masih lestari di Kalimantan Selatan.

BERAGAM atraksi dari tarian yang eksotik dan menghentak, pameran kerajinan, kuliner, wisata alam, budaya dan pengobatan tradisional benar-benar menyuguhkan pesona saujana yang digagas Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Balangan. Kehidupan alami warga Dayak yang masih melestarikan budaya menumbuk padi, membuat anyaman (arangan), menyumpit serta permainan tradisional membuat Desa Kapul menjelma menjadi desa yang penuh suka cita.

“Festival Pesona Dayak Meratus pada dua kali ajang sebelumnya memang tak menampilkan kesenian Kakuyaan. Keseninan ini menarik seni tarik suara yang jarang ditemui di tengah masyarakat Dayak Meratus hingga kini,” ujar Ketua DAD Balangan, Mandan di Paringin, Minggu (5/3/2017).

Padahal, menurut dia, banyak kebudayaan leluhur yang tetap dijaga warga adat Dayak Meratus yang belum dikenal khalayak luas, khususnya adat istiadat sehari-hati hingga keseniannya bernilai luhur.

“Makanya, lewat gelaran Festival Pesona Dayak Meratus ini, kami ingin menjaga, memelihara sekaligus mengenalkan budaya Dayak Meratus secara luas,” tutur Mandan.

Di tengah kemajuan zaman dengan massifnya teknologi informasi yang merambah pelosok desa, hingga ke kawasan pedalaman Kalimantan, Mandan mengatakan kebudayaan Dayak Meratus asli harus tetap terjaga. “Festival budaya semacam ini akan menjadi even tahunan yang akan terus kami gelar tiap tahun,” ucapnya.

Pesona budaya Dayak Meratus yang terbilang langka ini pun jadi momen terpenting bagi Ahmad Fauzan. Datang jauh-jauh dari Banjarbaru, Fauzan tampak aktif mengabdikan setiap momen atraksi budaya Dayak Meratus dengan ponsel pintarnya. “Kalau bisa gelaran semacam ini ditampilkan dengan meriah lagi. Misalkan, aruh adat yang selama jarang ditemui,” kata Fauzan.

Sedangkan, Bupati Balangan H Ansharuddin yang menutup secara resmi Festival Pesona Dayak Meratus pada Minggu (5/3/2017) berharap even semacam itu tidak akan lekang ditelan zaman. “Kami selalu mendukung perkembangan seni budaya yang ada di Balangan, bukan hanya budaya Banjar tapi juga budaya Dayak Meratus,”  tandasnya.(jejakrekam)

Penulis : Sugianoor

Editor   : Didi GS

Foto     : Sugianoor

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.