POSISI tak seimbang antara produktivitas dan konsumi daging sapi di Kabupaten Balangan, Kalimantan Selatan, membuat Bumi Sanggam ini terus mendatangkan pasokan hewan ternak itu dari luar daerah.
TERCATAT tiap tahun Kabupaten Balangan membutuhkan pasokan 1.200 ekor sapi untuk memenuhi konsumi warga, terutama untuk perayaan Hari Raya Idul Adha dan Maulid Nabi Muhammad SAW. Sedangkan, pencanangan Balangan menuju swasembada daging sapi belum terpenuhi, terpaksa menyiasati dengan mendatangkan pasokan daging atau sapi dari daerah lain.
Kepaal Dinas Pertanian Kabupaten Balangan, Tuhalus mengakui untuk memenuhi standar minimal swasembada daging sapi, daerahnya setidaknya harus memiliki 500 ekor sapi bakalan khusus indukan.
“Untuk populasi sapi yang ada saat ini di Balangan hanya sekitar 1.500 ekor. Idealnya untuk memenuhi permintaan pasar khususnya konsumsi daging sapi, dibutuhkan 2.300 ekor, sehingga antar konsumsi dan populasi yang ada bisa seimbang,” tutur Tuhalus di Paringin, Rabu (1/3/2017).
Dengan kondisi itu, Tuhalus menghitung sedikitnya tiap tahun Balangan membutuhkan 1.200 ekor sapi untuk keperluan konsumsi, terutama meningkat tajam di hari-hari besar serta tradisi perayaan keagamaan. “Sedangkan, tingkat kelahiran sapi yang ada di Balangan hanya 18 persen dari populasi yang ada. Untuk menutupi kekurangan itu, ya kita masih mendatangi sapi dari luar daerah,” ucapnya. Padahal, menurut dia, untuk mendatangkan sapi dari luar daerah itu, perputaran uang atau dana yang dihabiskan warga Balangan mencapai Rp 11 miliar setahun, agar kebutuhan daging sapi bisa terpenuhi.
Untuk meningkatkan populasi sapi di Balangan, Tuhalus mengatakan dinasnya terus melakukan inovasi dalam program kerja yang ada. “Kami terus menggalakkan program kerja nasional sapi indukan wajib bunting (SIWAB). Salah satunya, lewat program inseminasi buatan plus induk kawin alam terfokus,” imbuhnya.(jejakrekam)
Penulis : Sugianoor
Editor : Didi GS
Foto : Bisnis Usaha Ternak.com