Kemacetan Lalu Lintas yang Menguras Energi dan Pikiran

0

LAJU pertumbuhan kendaraan bermotor, tak sebanding dengan perluasan atau perkembangan luas jalan yang ada di Kota Banjarmasin. Walhasil, kemacetan pun kini menghantui ibukota Provinsi Kalimantan Selatan ini.

YA, Banjarmasin laiknya Kota Megapolitan Jakarta. Mungkin itulah kesan yang harus kita rasakan setiap hari. Betapa tidak, musim macet tidak bisa dipungkiri lagi, terutama waktu pagi jam berangkat kerja para orangtua, masuk sekolah anak-anak. Begitu pula waktu petang hingga malam, saat pulang kantor, macet terus melanda di ruas jalan protokol dan jalan padat penduduk seperti Jalan S Parman, Jalan Lambung Mangkurat, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan A Yani, Jalan Sungai Andai, Jalan HKSN, Jalan Veteran, Jalan Kuripan, Jalan Kampung Melayu, Jalan Pangeran Samudera, Jalan Hasanuddin HM, Jalan Sultan Adam, Jalan Perintis Kemerdekaan, Jalan Benua Anyar, Jalan Kamboja, Jalan Teluk Dalam, Jalan Mulawarman, Jalan Taman Sari, Jalan DI Panjaitan, Jalan Saka Permai, Jalan Belitung, Jalan Zafri Zamzam, dan lainnya.

Luas Kota Banjarmasin 72 kilometer per segi sudah tidak mencukupi lagi, jika dibanding jumlah penduduk yang kian padat. Arus jam kerja dan masu sekolah berpotensi munculnya pusat membludaknya seluruh kendaraan bermotor di pusat Kota Banjarmasin.

Nah, bayangkan peningkatan jumlah kendaraan bermotor dari data BPS dan Kepolisian Republik Indonesia di Kalimantan Selatan, terkhusus lagi yang beredar di Banjarmasin sangat cukup. Peningkatan jumlah kendaraan bermotor dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 terjadi pada tiap moda kendaraan di mana untuk prosentase peningkatan di atas 6,67%. Pada moda sepeda motor dengan prosentase peningkatan sebesar 13,76% per tahun.

Akhirnya, kemacetan merupakan situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan yang terjadi di Banjarmasin sebagai kota besar di wilayah Kalimantan, harusnya bisa diatasi dengan transportasi publik yang baik. Tidak lain untuk menjaga keseimbangan kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk.

Kemacetan lalu lintas menjadi permasalahan sehari-hari, dan menjadi persoalan tersendiri bagi pemerintah, masyarakat, dan lembaga berwenang, khususnya lagi Dinas Perhubungan, Pekerjaan Umum, dan tentu saja sang polisi pengatur lalu lintas.

Tidak hanya warga biasa yang merasakan kemacetan, para kuli tinta alias jurnalis yang biasa mengejar waktu liputan pemberitaan pun harus bersabar untuk mengantri dalam kemacetan. Macet lagi dan macet lagi. Begitu juga saya, sehari-hari jurnalis media cetak dan online sangat merasakan macet yang luar biasa di Kota Banjarmasin. Berjibaku dengan waktu, tenaga, dan energi dalam kesehariannya harus mengantar keponakan sekolah setiap pagi.

Kemacetan lalu lintas memberikan dampak negatif yang besar seperti kerugian waktu, karena kecepatan perjalanan yang rendah. Pemborosan energi, karena pada kecepatan rendah konsumsi bahan bakar lebih rendah. Keausan kendaraan lebih tinggi, karena waktu yang lebih lama untuk jarak yang pendek, radiator tidak berfungsi dengan baik dan penggunaan rem yang lebih tinggi.

Meningkatkan polusi udara karena pada kecepatan rendah konsumsi energi lebih tinggi, dan mesin tidak beroperasi pada kondisi yang optimal. Meningkatkan stress pengguna jalan, bahkan mengganggu kelancaran kendaraan darurat seperti ambulans, pemadam kebakaran dalam menjalankan tugasnya.

Pemerintah pusat, Provinsi Kalimantan Selatan, dan Kota Banjarmasin harus mengambil langkah serius untuk mengatasi kemacetan ini. Memang semua kota besar memiliki problem yang sama, namun perlu ada kesungguhan pengambil kebijakan untuk menanggulangi kemacetan, terutama penambahan ruas jalan, apakah dalam bentuk jalan tol, jalan layang, atau jalan alternatif lainnya. Jika hal ini tidak dilakukan, maka ke depan Kota Banjarmasin menjadi sebuah kota termacet di dunia.(jejakrekam)

Penulis : Afdianoor Rahmanata

Jurnalis di Banjarmasin

Foto      : Iman Satria

 

Pencarian populer:kenapa jalan dijalan macet cepat memguras energi,https://jejakrekam com/2017/02/27/kemacetan-lalu-lintas-yang-menguras-energi-dan-pikiran/

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.